Warta

Natal Berdarah, 12 Gereja Dibakar

NU Online  ·  Kamis, 27 Desember 2007 | 01:51 WIB

Bhubaneswar, NU Online
Malam Natal di Kota Orissa, wilayah selatan India, diwarnai dengan pembakaran 12 gereja. Menurut keterangan polisi, pelaku pembakaran adalah penganut Hindu garis keras, Vishwa Hindu Parishad (VHP). Seorang tewas dan 30 lainnya terluka dalam peristiwa tersebut.

"Situasinya tegang, tapi masih bisa dikontrol," kata BB. Mishra, inspektur jenderal polisi kota. Sekitar 500 polisi federal India segera dikerahkan untuk menanggulangi kejadian itu.<>

"Kuil-kuil Hindu juga telah diserang," tutur Gouri Prasad Rath, pemimpin VHP, kepada AFP. Namun, pernyataan tersebut tidak diakui oleh polisi.

Kemarahan kelompok Hindu garis keras itu ditengarai disebabkan oleh pemimpin lokal Hindu Swami Laxmananand Saraswati yang terluka pada Minggu (23/12). Mereka menilai bahwa pemimpinnya telah dicederai oleh kelompok Kristen. Warga Hindu garis keras tersebut dipercaya masih memiliki hubungan dengan oposisi utama India, Partai Bharatiya Janata (BJP).

Sementara itu, versi Perhimpunan Pastor Katolik di New Delhi menyebutkan, peristiwa tersebut dimulai saat pengikut Hindu garis keras melihat sebuah acara menjelang Natal. Mereka menduga acara itu diadakan untuk memurtadkan warga Hindu kasta rendah. Sejak lama, pihak Hindu menduga bahwa para pemimpin Kristen sering menyuap warga miskin kasta rendah India, yakni suku Dalit, untuk mengubah kepercayaan mereka.

Menurut juru bicara perhimpunan pastor John Dayal, sempat terjadi perang mulut antara kelompok Hindu dengan umat Kristen. Tanpa diduga, tiba-tiba pihak Hindu mulai melepaskan tembakan dan mencederai tiga orang Kristen.

"Mereka mulai melancarkan serangan membabi buta pada hari Natal. Mereka memburu para jemaat dan membakar gereja," ungkapnya.

Reuters melansir, kebanyakan di antara gereja-gereja yang dibakar itu dibangun dari tembok tanah dan beratap daun.

Kelompok Kristen menyangkal adanya pemaksaan dan suap. Mereka mengatakan bahwa warga suku Dalit yang pindah keyakinan melakukannya secara sukarela. Penyebabnya, kebanyakan di antara mereka berusaha menghindari status dan sistem kasta Hindu yang kaku. (dar)