Nasaruddin Umar menilai, peran ulama selama ini seperti pemadam kebakaran. Ulama hanya dilibatkan dalam mengatasi dampak dari suatu program pemerintah. Sementara saat penyusunan program, ulama tidak dilibatkan.
“Ini aneh. Bagaimana mereka bisa menyelesaikan suatu krisis program, ketika penyusunannya tidak dilibatkan. Bagaimana bisa menyelesaikan dampak, jika tidak dilibatkan dalam sebab, “ ujar Nasaruddin seperti dikutip Republika akhir pekan kemarin.<>
Nasaruddin yang juga bagian dari pemerintahan (Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat, Islam Kementrian Agama) memberi contoh, Kementrian Sosial (Kemensos) paling banyak melibatkan ulama ketika terjadi bencana alam atau masalah sosial lain.
“Kalau ada banjir, didatangkan ulama. Kalau ada sosialisasi partisipasi perempuan, juga melibatkan ulama agar sesuai dengan koridor agama. Depsos (Kemensos) paling banyak melibatkan ulama, “ cetusnya.
Namun, saat Badan Perencanaan Pembangunanan Nasional (Bappenas) merancang program pembangunan ulama tidak dipanggil. Ulama, ujarnya, harus dilibatkan dari hulu hingga hilir dalam pembangunan. Pasalnya, mereka memiliki peran strategis dalam pembangunan. “
"Dakwah yang mereka sampaikan mencerahkan sehingga membantu mengontrol kalau seseorang berniat melakukan penyelewengan, “ katanya. Idealnya, imbuh Nasaruddin, lembaga-lembaga negara melibatkan ulama dalam setiap penyusunan program. “Jika mau berhasil, libatkan ulama, “ ujarnya. (hh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua