Muslimat NU DKI Rayakan Harlah ke-64 di Istora Senayan
NU Online · Selasa, 15 Juni 2010 | 11:01 WIB
Kemeriahan mewarnai suasana perayaan hari lahir (Harlah) Muslimat NU ke-64 yang diselenggarakan oleh Muslimat NU DKI Jakarta di Istora Senayan. Lebih dari 10.000 anggota Muslimat NU memenuhi ruangan dengan menggunakan seragama hijau atau seragam anggota majelis taklim dimana mereka menjadi binaan Muslimat NU.
Ketua PW Muslimat NU Hj Hizbiyah Rahim dalam sambutannya menjelaskan, untuk mensyukuri keberadaan Muslimat NU sampai dalam usianya yang ke-64 ini, Muslimat NU DKI telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pengobatan massal, pemberian santunan kepada yatim piatu, bazaar dan lainnya.<>
Acara harlah diisi dengan istighotsah bersama sebagaimana tradisi yang sudah dijalankan oleh warga NU, para peserta dengan khusu mengikuti acara ini.
Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan Muslimat NU akan terus berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas layanannya kepada masyarakat. Saat ini Muslimat NU telah memiliki 9800 Raudhatul Athfal atau TK dan 8600 PAUD. “Muslimat NU juga telah berhasil mengentaskan buta huruf pada 1.8 juta perempuan,” terangnya.
Demikian pula, layanan kesehatan juga terus mengalami peningkatan, Jika pada Mei 2009 jumlah pusat layanan kesehatan yang meliputi rumah sakit dan klinik sebanyak 74 buah, kini sudah bertambah menjadi 77 yaitu berdirinya RS Muslimat NU di Rembang dan Trenggalek serta yang baru saja diresmikan Muslimat Mecidal Centre di Cirebon.
“Muslimat NU tak hanya membantu pengentasan buta huruf dalam kaitan dengan program Millenium Development Goals (MDGs), tetapi juga membantu mengurangi tingkat kematian akibat persalinan,” tandasnya.
Selain itu, Muslimat NU juga bergerak dalam pemberdayaan ekonomi perempuan dengan mendirikan koperasi An-Nisa, yang induknya merupakan satu diantara tiga induk koperasi wanita di Indonesia.
Koperasi ini menurutnya sangat penting mengingat banyak anggota Muslimat NU yang merupakan pedagang kecil yang seringkali terpaksa terjerat utang pada renternir. Dalam berbagai pengajian, selalu ditekankan haram berutang kepada renternir yang memungut riba, tetapi banyak orang tak memiliki pilihan lain.
“Dakwah kita tidak cukup dengan dalil saja, tetapi dakwah bil mal harus ditingkatkan,” katanya.
Salah satu aspek pemberdayaan ekonomi yang sekaligus penyelamatan lingkungan adalah program penanaman pohon kerjasama Muslimat NU dengan Kementerian Kehutanan. Sebelumnya Muslimat NU sudah menanam sekitar 1.6 juta pohon dan akan ditindaklanjuti dengan penanaman 3.8 juta pohon.
Khusus untuk Muslimat NU DKI Jakarta, salah satu program rutin yang sudah dijalankan adalah sunatan massal yang setiap tahunnya diikuti oleh lebih dari 1000 anak. Program ini sudah berjalan selama 14 tahun.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam pesannya menyampaikan kekuatan Muslimat NU tidak berada di tingkat pusat, tetapi di tingkat cabang dan dibawahnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu, pembinaan yang langsung menyentuh mereka harus dilakukan.
Acara Harlah ini diisi pula dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Muslimat NU dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Pendidikan M Nuh terkait kerjasama dalam bidang penanaman pohon dan pendidikan.
Memberi hiburan pada acara tersebut Sulis, penyanyi lagu-lagu Islami yang melantunkan lagu-lagunya yang sudah cukup dikenal seperti ya toybah dan ibu atau versi indonesia dari lagu ummi. (mkf)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
6
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
Terkini
Lihat Semua