Muslimat NU DKI Kembali Gugah Semangat Perjuangan
NU Online · Jumat, 23 Juli 2010 | 10:45 WIB
Rangkaian pelatihan kader yang diselenggarakan oleh PW Muslimat NU DKI ke pengurus cabang merupakan upaya dalam rangka menggugah kembali semangat perjuangan.
“Ini kami lakukan supaya program-program yang kita selenggarakan bisa berjalan dengan maksimal dan untuk memperbanyak kader,” kata ketua PW Muslimat NU DKI Hizbiyah Rahim kepada NU Online seusai memberi pengarahan pada pengkaderan di PC Muslimat NU Jakarta Selatan di Pesantren Miftahul Ulum Gandaria Jakarta Selatan, Jun’at (23/7).<>
Pelatihan di Jakarta Selatan ini merupakan rangkaian terakhir di Jakarta, yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, yang diselenggarakan antara 11-23 Juli dengan masing-masing peserta berjumlah 50 orang.
“Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan, apalagi di akhir sesi pelatihan, mereka membikin program sehingga ada tindak lanjutnya,” tandasnya.
Muslimat NU bergerak dalam berbagai bidang, pada bidang ekonomi memiliki Induk Koperasi An Nisa, yang membantu anggota Muslimat NU mendapatkan kebutuhan modal dengan biaya lunak atau memberikan pelatihan usaha.
Dalam bidang pendidikan, Muslimat NU juga memberi pembinaan dengan mengadakan pelatihan peningkatan kualitas guru atau manajemen pengelolaan lembaga pendidikan. “Yang jelas, Muslimat NU berusaha membuat banyak program yang bermanfaat bagi masyarakat supaya masyarakat merasa keberadaan Muslimat NU ada manfaatnya,” terangnya.
Melalui Himpunan Daiyah Muslimat NU (Hidmat), yang mengelola ribuan majelis taklim di Jakarta, Muslimat NU juga berusaha meningkatkan kualitas SDM para ustadzahnya, tak hanya soal agama, tetapi juga persoalan lingkungan.
“Misalnya jangan sampai RW kita kena demam berdarah, jadi tenaga Muslimat NU banyak memberi penyuluhan, Kita memberikan penataran dan penyuluhan, “ imbuhnya.
Tantangan yang dihadapi Muslimat NU diantaranya adalah berkembangnya ideologi transnasional yang mengajarkan aliran-aliran baru. Hizbiyah menjelaskan, mereka sangat agresif dalam mencari pengikut sehingga berusaha memasuki majelis taklim yang dikelola Muslimat NU dengan berbagai cara, seperti memberi bantuan pengobatan atau penyuluhan kesehatan.
“Kalau memberikan bantuan kesehatan dan penyuluhan kesehatan silahkan, tapi kalau memberikan pengajian, jangan sampai, kita cari ustadzah dari kalangan kita sendiri agar jamaah tidak kebingungan, kalau tidak dapat ustazahnya bisa minta ke kami,” terangnya. (mkf)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua