Muslimat Jalankan "Program Desa Siaga Aktif" dan PHBS
NU Online · Ahad, 3 April 2011 | 02:43 WIB
Muslimat NU kini sedang fokus menjalankan program Desa Siaga Aktif dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan kesehatan, terutama unntuk masyarakat yang tinggal di pelosok pedesaan.
Ketua umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengaku optimis, program tersebut dapat dijalankan dengan baik. Pasalnya, Muslimat mempunyai jaringan dan kader bawah langsung menyentuh masyarakat pedesaan di berbagai daerah.<>
“Melalui Pos Kesehatan Desa (poskesdes) dapat membantu masyarakat. Karena tidak semua Puskesmas memiliki ruang inap, tenaga medis dan lain-lainnya,” kata Khofifah kepada wartawan di sela acara Orientasi Desa Siaga Aktif dan PHBS bagi pengurus Wilayah dan Cabang Muslimat NU Jabar, Jatim, Lampung dan Sumsel, Hotel Bumi Wiyata, Margonda, Depok, Sabtu (2/4) kemarin.
Mantan menteri pemberdayaan perempuan ini, mencontohkan kabupaten Rembang. Di daerah tersebut, ada warga yang harus berobat harus menempuh jarak yang jauh. Ongkos kendaraannya saja, sekali berangkat Rp 60 ribu.
Program tersebut juga bisa dijalankan melalui pesantren dan Madrasah untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. “Kalau bolak balik sudah berapa, meskipun ada keringanan dalam biaya pengobatan tetap saja jadi kendala,” ujaranya.
Dikatakannya, Muslimat NU kini mempunyai 78 rumah sakit dan klinik bersalin yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat. Namun, dalam membangun masyarakat yang sehat juga perlu dibangun aspek psikologis melalui prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Menurutnya, langkah tersebut diambil sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit. “Dalam meningkatkan pelayanan kesahatan di masyarakat, tidak hanya dipenuhi secara infrastruktur saja. Lebih dari itu, adalah pembangunan dalam prilaku hidup bersih dan sehat,” tuturnya.
PHBS, jelas Khofifah, juga berhubungan dengan kultur atau tradisi masyarakat. Dirinya mencontohkan, di Jawa Barat dalam masalah jamban masih perlu ada perhatian lebih. Untuk itu, lanjutnya, perlu adanya jambanisasi pada warga. Belum lagi, lanjutnya, permasalahan narkoba telah memasuki pelosok pedesaan.
Menurutnya, tindakan preventif dan pendekatan secara khusus harus dilakukan. “Contoh gerakannya dengan menempelkan stiker anti narkoba pada rumah-rumah. Dari hal sepele ini, misalnya ada warga yang tidak mau di tempeli stiker berarti ada indikasi dan pertanyaan besar,” paparnya. (amh/nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua