Musim Haji, Penjual Aksesoris Timur Tengah Mulai Marak
NU Online · Selasa, 11 Oktober 2011 | 10:46 WIB
Jakarta, NU Online
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki musim haji, sejumlah pedagang aksesoris haji, serta kuliner khas Timur Tengah mulai marak menjajakan dagangannya di sekitar Asrama Haji Pondokgede, Jakarta Timur. <>
Namun, hingga kini, para pedagang itu mengaku belum mendapatkan keuntungan yang signifikan. Mereka mengaku, umumnya para pembeli merupakan para pengantar calon haji. Sedangkan para calon haji, biasanya akan berbelanja usai menunaikan ibadah haji.
Para pedagang tampak memenuhi areal sekitar halaman Asrama Haji Pondokgede. Siti Rohmah (38), salah seorang pedagang menuturkan, saat ini bisa dikatakan jumlah pembelinya masih sepi. Adapun barang-barang yang dijualnya antara lain, tasbih, sajadah, kopiah, kain sarung, teko berwarna keemasan dan gelas berukuran mini.
"Sekarang penjualannya masih sepi. Kalau tahun lalu omzetnya mencapai Rp 1,5 - 2 juta," ujar Siti, Selasa (11/10).
Untuk harga, dikatakan Siti Rohmah, masih dapat dijangkau masyarakat. Untuk teko misalnya, dijual mulai dari Rp 30 ribu hingga 200 ribu. Untuk termos dijual seharga Rp 65 - 80 ribu.
Hal yang sama dikatakan Edi Subakti (41) yang berjualan kuliner khas Timur Tengah. Ia mengaku sudah 11 tahun berjualan di sekitar Asrama Haji Pondokgede. Saat musim haji tahun lalu, ia mengaku memperoleh keuntungan sebesar Rp 50 juta. Adapun kuliner yang dijualnya antara lain kurma, kacang Arab, air zamzam dan kismis. Seluruh makanan itu didapatkan langsung dari Arab Saudi.
Tahun lalu, ditambahkannya, ia mampu menjual sebanyak 4 ton kurma dan 300 galon air zamzam. "Pada hari biasa saya menjual air zamzam Rp 26-27 ribu per galon. Namun, harganya akan melonjak saat jamaah haji kembali ke tanah air dimana bisa dijual Rp 300 ribu per galon," tandasnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua