Multifungsi, Gedung PCNU dengan Konsep "Azwaja"
NU Online · Senin, 27 Februari 2012 | 09:13 WIB
Pekalongan, NU Online
Membaca judul di atas rasanya tidak mungkin nama aswaja yang kependekan dari ahlus sunnah wal jama'ah menjadi azwaja yang kira kira artinya jodoh atau yang biasa diartikan dengan perkawinan, tentu tidak melenceng terlalu jauh ditinjau dari segi pemanfaatan gedung aswaja, di antaranya ialah untuk kegiatan resepsi pernikahan.<>
Semula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Pekalongan selaku pemilik gedung aswaja berkeinginan memiliki gedung perkantoran yang representatif yang dapat dihuni dan beraktifitas oleh seluruh jajaran pengurus cabang baik NU, Lembaga, Lajnah maupun Badan Otonomnya. Dengan konsep seperti perkantoran satu atap diharapkan dapat memudahkan berkoordinasi, berkomunikasi dan beinteraksisatu sama lainnya, sehingga program program yang dicanangkan bisa bersinergi.
PCNU Kota Pekalongan sendiri tidak ingin gedung baru yang direncanakan habis milyaran rupiah bernasib seperti saudara saudaranya (baca: PCNU) sepi bak bangunan tua yang tak berpenghuni, tidak ada aktifitas, pengurus tidak pernah berkantor dan organisasi tidak pernah ada kegiatan dengan berbagai macam alasan.
Akhirnya pengurus menemukan jalan keuar yang cukup jitu, yakni berkonsep seperti pola ormas keagamaan pimpinan Ahmad Dahlan, yakni bukan membangun gedung kantor organisasi yang megah, akan tetapi membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan yang banyak dibutuhkan oleh ummat, sedangkan organisasi hanya minta satu ruangan kecil untuk kegiatan keadministrasian organisasi.
Dan inilah kemudian yang ditiru dan diterapkan di PCNU Kota Pekalongan membangun gedung yang cukup megah dengan halaman parkir yang cukup luas dapat dipergunakan untuk berbagai event seperti resepsi pernikahan, olahraga bulu tangkis, rapat umum maupun rapat khusus. Sedangkan sekretariat PCNU hanya menggunakan salah satu sudut ruangan untuk menyimpan arsip dan satu komputer untuk aktifitas organisasi.
Apa yang dikawatirkan sebagian Pengurus Cabang NU Kota Pekalongan setahun yang lalu ketika akan membangun gedung perkantoran yang modern dan representatif, bahkan menurut beberapa tamu yang pernah berkunjung ke Gedung Aswaja seperti Putri pertama almarhum Gus Dur, jajaran Pengurus MWC NU Ngasem Bojonegoro dan MWC NU di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur berkomentar yang sama, untuk ukuran cabang, baru Kota Pekalongan yang memiliki kantor cukup luas dan multi fungsi.
Kekawatiran pengurus tetap saja malas berkantor, yang aktif menjalankan amanat konfercab yang hanya itu itu saja menjadi kenyataan. Jajaran pengurus lembaga, lajnah dan badan otonom NU lebih memilih mengendalikan organisasi cukup dari rumahnya.
Dan kantor PCNU Kota Pekalongan yang cukup luas itupun kembali sepi dan tak berpenghuni. Untungnya di komplek Gedung Aswaja juga ada bangunan kantor pusat BMT SM NU dan Rumah Makan Selaras, sehingga dari luar masih nampak banyak aktifitas yang berlalu lalang di komplek Gedung Aswaja.
Kenyataan kondisi Gedung Aswaja yang tidak akan banyak dimanfaatkan oleh NU dan banomnya telah diprediksi jauh sebelum bangunan itu rampung dikerjakan. Maka konsep untuk memanfaatkan Gedung Aswaja untuk berbagai kegiatan seperti resepsi pernikahan dan lain lain banyak diminati oleh masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya dengan pertimbangan lokasinya yang cukup strategis dan area parkir yang cukup luas nampaknya menjadi alasan mereka untuk menggunakan Gedung Aswaja sebagai tempat hajatan.
Saat ini Gedung Aswaja tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, seperti kegiatan haul Gus Dur, Harlah NU, seminar, diskusi, sarasehan, kejurcab Bulutangkis dan Judo, promosi produk hingga kegiatan internal NU dan nevennya.
Yang lebih menarik ialah sudah banyak masyarakat di luar NU menggunakan Gedung Aswaja untuk perhelatan pernikahan putra putrinya yang tentu saja sangat asing dengan nama Gedung Aswaja, sehingga yang diucapkan bukan Gedung Aswaja akan tetapi Gedung Azwaja.
Walhasil, gagasan Ketua PCNU Kota Pekalongan untuk menjadikan kantor PCNU dengan nama Gedung Aswaja dan menjadi pusat kegiatan masyarakat kini telah menjadi kenyataan. Pasalnya, dengan kegiatan ini, berarti pundi pundi keuangan PCNU Kota Pekalongan semakin lancar.
Dengan demikian, biaya perawatan dan pengelolaan gedung yang memperkerjakan tidak kurang dari 10 personil mampu di biayai dari persewaan gedung untuk ukuran besar, menengah dan kecil.
Bahkan jadwal penggunaan gedung untuk resepsi pernikahan hingga Desember mendatang sudah terisi penuh dari berbagai kalangan yang belum tentu paham apa makna dari aswaja yang sesungguhnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul Muis
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua