Warta SERBA SERBI MUKTAMAR XI JATMAN

Muktamirin Kunjungi Masjid Jin

NU Online  ·  Sabtu, 14 Januari 2012 | 08:18 WIB

Malang, NU Online
Heboh proses dan keunikan bangunan Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah di Desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang atau 5 KM arah timur laut dari Pesantren Al Munawariyah tempat dihelatnya Muktamar XI Jatman membuat muktamirin penasaran.

Meski berdasarkan situs resminya di www.ponpesbibaafadlrah.or.id proses pembangunan komplek pesantren memakan waktu puluhan tahun yang dimulai sejak tahun 1963 dan hingga kini belum juga selesai, tak urung membuat masyarakat di sekitarnya mengundang rasa penasaran untuk melihat dari dekat terutama bentuk bangunan dan aristekturnya yang dianggap unik dan menarik.<>

Rasa penasaran itu semakin menjadi jadi khususnya dalam hal pendanaan yang diperkirakan mencapai ratusan milyar rupiah, akan tetapi masyakarat sekitar tidak pernah tahu dari mana sumber dana pembangunan itu, sehingga masyarakat sering menjuluki "masjid tiban" atau "masjid jin" karena masyarakat tidak tahu proses pembangunannya selama ini.

Imam Sibaweh muktamirin asal Kabupaten Semarang Jawa Tengah yang sempat mengunjungi masjid tiban kepada NU Online menuturkan,  dari sisi arstektur memang tergolong unik dan menarik, apalagi ditambah dengan cerita cerita yang berkembang di tengah tengah masyarakat bahwa proses pembangunannya tidak menggunakan jalur biasa.

Sebagai ummat Islam, Imam merasa bangga di Malang terdapat bangunan pesantren yang sangat luar biasa, dimana dalam komplek pesantren itu tidak hanya terdapat masjid dan bangunan pesanten, tetapi juga terdapat mini market, kolam renang dan fasilitas penunjang lainnya. Hal ini bisa menjadi tujuan wisata religi selain makam Walisongo dan Masjid Kubah Mas.

M Mukhlis Anggota Banser asal Kepanjen Kabupaten Malang menuturkan, sejak merebaknya issu proses pembangunan yang di luar akal manusia, pesantren yang terletak di tengah tengah kampung itu selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat baik dari Malang dan sekitarnya maupun dari luar Malang.

Bahkan pesantren ini semakin ramai saat muktamar Jatman berlangsung. Pasalnya, informasi merebak dengan cepatnya, sehingga muktamrin dari berbagai daerah termasuk dari luar Jawa juga menyempatkan melihat dari dekat pembangunan yang dianggap unik dan menarik.

Yang jelas, bangunan komplek pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah telah menambah khasanah Islam dan telah membuka hati setiap ummat Islam yang percaya atas kekuasaan dan kebesaran Allah SWT., dan tentu saja menjadi kebanggaan ummat Islam khususnya Nahdlatul Ulama, karena pesantren ini menganut faham ajaran ahlus sunnah wal jama'ah sebagaimana yang disampaikan dalam situs resminya.  



Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul MuizÂ