Pekalongan, NU Online
Muktamar Ke-10 Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al Muktabaroh An Nahdliyah yang akan berlangsung di Pekalongan 25-30 Maret, akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembukaan akan berlangsung di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Minggu 27 Maret 2005, sedangkan pramuktamar dan muktamar berlangsung di Kota Pekalongan.
Sekretaris I Panitia Daerah, Drs Hasyim Fahmi dalam keterangan pers di Dupan Mal kemarin menjelaskan, muktamar akan berlangsung dua tahap. Tahap pertama, pramuktamar 25 dan 26 Maret, sedangkan pelaksanaannya 27-30 Maret 2005.
<>Tahap pramuktamar, akan diisi dengan pawai ta'aruf oleh organisasi kemasyarakatan dan para pelajar pada 25 Maret. Start dari bunderan Jetayu, kemudian bergerak melalui Jalan Diponegoro, Jalan Hayam Wuruk, hingga berakhir di Alun-alun Kota Pekalongan.Kemudian (26/3), muktamirin yang sudah hadir mulai pagi hingga malam dipersilakan mendaftar ulang. Malam itu juga, dilanjutkan dengan istighotsah di Masjid Kauman.
Selanjutnya, Minggu pagi Muktamar akan dibuka oleh Presiden di Alun-alun Kajen. Pembukaan dilaksanakan di Kajen, dengan tujuan menghindarkan kemacetan di jalur pantura. Sebab, yang akan hadir dalam pembukaan sangat banyak. Untuk peserta muktamirin dan peninjau saja, diperkirakan mencapai 5.000 orang. Itu belum undangan lain.
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan sidang pleno I di Alun-alun Kajen sampai sore. Kemudian, mulai maghrib akan dilanjutkan dengan pleno II di Alun-alun Kota Pekalongan.Menurut rencana, kehadiran Presiden juga akan diikuti 10 menteri. Setelah pembukaan, diadakan dialog menteri dengan muktamirin secara bergantian.
Seminar
Bersamaan dengan itu, kata Fahmi, juga akan diadakan seminar tentang "Reaktualisasi Ajaran Thoriqoh" di STAIN Pekalongan, 28-29 Maret.Tempat muktamar dibagi menjadi empat, yakni di Masjid Jami', Simbang Kulon; pendapa Kota Pekalongan; Dupan Mal; dan Gedung Al Irsyad Jalan Bandung. Penutupan muktamar akan dilakukan Wapres Jusuf Kalla. Untuk keperluan muktamar itu, di perkirakan menghabiskan dana Rp 7 miliar. Hanya, dana itu tidak diwujudkan dalam bentuk uang secara langsung, tetapi sebagian besar berupa bahan. Misalnya, jamiyah dari Jepara sanggup menyediakan hewan sapi secukupnya; sedangkan Solo menyediakan kambing secukupnya. Kemudian, Jabar menyanggupi beras, serta pabrik rokok PT Djarum Kudus akan menyediakan suvenir untuk tas muktamirin.
Sementara itu, untuk penginapan muktamirin, panitia daerah akan menyediakannya di rumah-rumah penduduk di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Sampai saat ini, sudah tercatat 490 rumah yang akan digunakan, dan mampu menampung sekitar 3.500 muktamirin. Jika peserta diperkirakan 5.000, maka pihaknya masih akan menambah lagi agar semuanya bisa ditampung. (kmnu/cih)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua