Jakarta, NU Online
Kekuatan global diperkirakan akan ikut bermian dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU), yang akan diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, 22-27 Maret 2010 mendatang.
Demikian diutarakan oleh Rektor Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Dr KH Ahisn Sakho Muhammad kepada NU Online di Jakarta, Sabtu (13/2).<>
“Kekuatan NU sangat dihitung oleh masyarakat global. Terutama Amerika Serikat, menempatkan NU pada posisi strategis,” kata Ahsin yang juga Rais Pimpinan Pusat Majelis Ilmi Jam’iyatul Qurra wal Huffazh NU.
Dia lantas mengutarakan sejumlah argumentasi mengapa Amerika begitu menghitung NU. Antara lain karena faktor kebutuhan terhadap mitra strategis global, mengingat NU merupakan jangkar strategis kekuatan Islam moderat dunia.
Berikutnya, NU merupakan ormas Islam terbesar di dunia, yang memiliki pengaruh besar dalam pergaulan di dunia Islam maupun pergaulan dengan masyarakat lintas agama dunia.
“NU memiliki daya rekat yang kuat. NU telah menjadi semacam solidarity maker bagi dunia Islam,” tuturnya.
Selain itu, NU juga merupakan representasi dari Indonesia yang notabene sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Kebuntuan Amerika dan sekutu dalam negosiasi dengan Iran soal pengayaan nuklir merupakan faktor terbesar yang akan menggerakkan kekuatan global untuk ikut mempengaruhi arah muktamar NU mendatang.
Caranya, sambung dia, yakni dengan mendorong tampilnya tokoh yang memiliki pemikiran dekat dengan penganut Syiah atau setidaknya pemikirannya dapat diterima oleh kaum Syiah, sebagai pucuk pimpinan NU pada muktamar mendatang.
“Amerika membutuhkan mitra untuk menjinakkan Iran. Saya kuatir muktamar NU akan dimainkan untuk mendorong tokoh tertentu yang dapat dijadikan kepanjangan tangan Amerika dalam menghadapi Iran,” imbuh dia. (hir)
Kekuatan global diperkirakan akan ikut bermian dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU), yang akan diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, 22-27 Maret 2010 mendatang.
Demikian diutarakan oleh Rektor Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Dr KH Ahisn Sakho Muhammad kepada NU Online di Jakarta, Sabtu (13/2).<>
“Kekuatan NU sangat dihitung oleh masyarakat global. Terutama Amerika Serikat, menempatkan NU pada posisi strategis,” kata Ahsin yang juga Rais Pimpinan Pusat Majelis Ilmi Jam’iyatul Qurra wal Huffazh NU.
Dia lantas mengutarakan sejumlah argumentasi mengapa Amerika begitu menghitung NU. Antara lain karena faktor kebutuhan terhadap mitra strategis global, mengingat NU merupakan jangkar strategis kekuatan Islam moderat dunia.
Berikutnya, NU merupakan ormas Islam terbesar di dunia, yang memiliki pengaruh besar dalam pergaulan di dunia Islam maupun pergaulan dengan masyarakat lintas agama dunia.
“NU memiliki daya rekat yang kuat. NU telah menjadi semacam solidarity maker bagi dunia Islam,” tuturnya.
Selain itu, NU juga merupakan representasi dari Indonesia yang notabene sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Kebuntuan Amerika dan sekutu dalam negosiasi dengan Iran soal pengayaan nuklir merupakan faktor terbesar yang akan menggerakkan kekuatan global untuk ikut mempengaruhi arah muktamar NU mendatang.
Caranya, sambung dia, yakni dengan mendorong tampilnya tokoh yang memiliki pemikiran dekat dengan penganut Syiah atau setidaknya pemikirannya dapat diterima oleh kaum Syiah, sebagai pucuk pimpinan NU pada muktamar mendatang.
“Amerika membutuhkan mitra untuk menjinakkan Iran. Saya kuatir muktamar NU akan dimainkan untuk mendorong tokoh tertentu yang dapat dijadikan kepanjangan tangan Amerika dalam menghadapi Iran,” imbuh dia. (hir)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
6
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
Terkini
Lihat Semua
