MUI Desak Kidung Natal Berbahasa Arab Tidak Tayang
NU Online · Jumat, 25 Desember 2009 | 03:31 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan yang menginginkan agar penayangan kidung natal berbahasa Arab di salah satu stasiun televisi swasta dibatalkan. MUI Pamekasan beralasan, kidung Natal berbahasa arab bisa memicu protes masyarakat luas.
"Ini kan Indonesia, ya pakai yang semestinya saja. Gak usah berbahasa Arab," kata Ketua MUI Pamekasan, KH. Lailurrahman, Kamis (24/12).<>
Diakuinya, ulama tidak habis pikir dengan penayangan tersebut. Sebab, sebagai warga negara Indonesia, sudah semestinya memakai bahasa yang menjadi bahasa yang masyarakat.
"Kalau memang penayangan kidung Natal di negara yang memakai bahasa Arab ya tidak apa-apa. Itu sudah lumrah, sebab bahasanya memang begitu. Tapi di sini kan tidak," ungkapnya seperti dilansir beritajatim.com.
Ditambahkan, keinginan ulama tersebut, merupakan antisipasi awal dari adanya protes besar-besaran dari masyarakat.
"Kami takut penggunaan bahasa Arab akan memunculkan anarkisme dari masyarakat yang tidak menginginkan itu. Sudahlah, hormati saja bahasa dimana tempat kita tinggal," pungkasnya. (mad)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua