Lomba seni baca Al-Qur’an atau Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) antar pondok pesantren perlu dilestarikan, selain dari MTQ antar daerah yang dilaksanakan oleh Departemen Agama. Demikian salah satu butir rekomendasi Workshop Nasional Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an di Jakarta selama 3 hari, 15 – 17 Januari 2010.
Worksop yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Jam’iyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) Nahdlatul Ulama ini dihadiri oleh para pengasuh pondok pesantren Al-Quran dan pimpinan wilayah JQH seluruh Indonesia. Workshop ini merupakan bagian dari kegiatan pramuktamar ke-32 NU.<>
Terkait MTQ antar pesantren, Ketua Umum Pimpinan Pusat JQH NU KH Muhaimin Zen mengatakan, MTQ nasional antar pondok pesantren diadakan dua tahun sekali. JQH telah melaksanakan MTQ Nasional antar pesantren selama enam kali, dan yang ketujuh nanti akan diadakan pada 2011 di Kalimantan Timur.
“Kita merekomendasikan kepada pemerintah terutama Departemen Agama untuk melestariakan MTQ antar pesantren ini, sebagai bagian dari pengembangan syiar Al-Qur’an oleh pondok pesantren, terutama pondok pesantren yang khusus membidangi Al-Qur’an,” katanya, Ahad (17/1) usai penutupan workshop.
Rekomendasi lain dari workshop ini adalah meminta Departemen Agama untuk memberikan sertifikat pada pesantren-pesantren Al-Qur’an yang telah memenuhi syarat serta melakukan sertifikasi para hafizh-hafizhah sebagai bentuk perhatian kepada para penggiat Al-Qur’an.
Workshop ini dibuka oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) H Helmy Faishal Zaini, Jum'at kemarin. Taushiyah acara pembukaan disampaikan oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj.
Sementara sesi seminar diisi oleh Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Tholchah Hasan, Dirjen Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Depag RI Choirul Fuad Yusuf, Direktur Penerangan Agama Islam Dirjen Bimas Depag Ahmad Djauhari, Ketua PBNU Prof DR Masykuri Abdillah, dan Guru Besar Psikologi Islam Prof DR Achmad Mubarok MA.
Dari lingkungan JQH hadir Hj. Aisyah Hamid Baidlowi, Prof DR KH Ahsin Sakho, DR H Muntaha Azhari, Hj. Romlah Hidayati dan DR H Ahmad Fathoni LC MA.
KH Muhaimin Zen menyampaikan rasa gembiranya karena hampir semua peserta yang diundang hadir. ”Komitmen mereka mengembangkan kegiatan Al-Qur’an sangat tinggi. Mereka hadir dari berbagai wilayah di Indonesia dengan biaya sendiri,” katanya.
Beberapa tokoh yang hadir juga mempunyai komitmen yang sama, kata Muhaimin Zen. Meneg PDT yang hadir pada hari pertama menyanggupi kerjasama dengan PP JQH untuk membangun madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Qur’an di wilayah binaan JQH. Hal yang sama juga disampaikan Dirjen PD Pontren.
”Bahkan untuk mematangkan berbagai agenda JQH ini, Dirjen PD Pontren minta diakan workshop kedua yang mengundang semua pondok pesantren Al-Qur’an di Indonesia,” kata Muhaimin Zen.(nam)
Terpopuler
1
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
2
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
3
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
4
Negara G7 Dukung Israel, Dubes Iran Tegaskan Hindari Perluasan Wilayah Konflik
5
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
6
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
Terkini
Lihat Semua