Miftakhul Akhyar: Batasi Menonton Televisi
NU Online · Senin, 24 Agustus 2009 | 11:58 WIB
Umat Islam diharapkan membatasi diri untuk tidak menonton televisi secara berlebihan di bulan Ramadhan. Masyarakat hendaknya dapat memilih tayangan-tanyangan yang menambah wawasan keilmuan daripada hiburan semata.
Demikian dinyatakan Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya, KH Miftakhul Akhyar, di Surabaya, Senin (24/8). Menurutnya, cara menonton televisi dengan tahu batas itu merupakan hal yang penting, mengingat Ramadhan merupakan bulan 'obral' pahala dari Allah SWT.<>
"Kalau kita seharian tidak tidur dan hanya nonton televisi, maka kita mungkin akan tergolong orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan haus. Padahal kita harus tetap menggunakan waktu untuk bekerja dan beribadah, termasuk membaca Al Quran," terang Miftakhul Akhyar.
Lebih lanjut, Miftakhul Akhyar menjelaskan, Jika orang yang berpuasa hanya menonton televisi terus, maka akan rugi besar. padahal pahala benar-benar dicurahkan Allah SWT selama Ramadhan. Misalnya ibadah wajib dihitung hingga 70 kali lipat, sedangkan ibadah sudah dihitung sebagai ibadah wajib.
"Orang yang berpuasa dengan mengendalikan diri dalam keseharian merupakan kelompok minoritas, karena mayoritas orang yang berpuasa justru hanya mendapatkan lapar dan haus. Jadi, berpuasa dengan menjadi kelompok minoritas justru bagus, sebab puasanya membuahkan hasil," jelasnya. (min)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua