Warta

Menjaga Keutuhan NU Melalui Penyatuan Kerabat Walisongo

NU Online  ·  Senin, 10 Mei 2010 | 07:06 WIB

Malang, NU Online
NU memiliki ruang lingkup yang sangat luas, hingga mencapai seluruh penjuru tanah air bahkan telah mulai berkembang di seluruh dunia. Luasnya jangkauan itu dengan sendirnya memerlukan pengelolaan sendiri agar organisasi yang didirikan pada 1926 silam ini tetap utuh.

Walaupun organisasi ini didirikan pada awal abad ke-20 tetapi memiliki akar panjang sejak awal hadirnya Islam di Nusantara yang dibawakan oleh para Walisongo. Demikian dikatakan KH Muhammad Dahlan, Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Malang saat berbincang dengan NU Online di kediamannya, Sabtu (8/5) lalu.<>

NU Hadir untuk meneruskan dan mengembangkan ajaran ahlussunnah wal jamaah yang dirintis oleh para Walisongo, dan kebetulan para pendiri NU saat itu adalah masih keturunan Walisongo. Kiai Hasyim Sendiri memiliki Jalur ke Sunan Giri, sementara Kiai Wahab memiliki jalur keturunan ke Sunan Ampel. Begitu juga para ulama yang lain seperti kiai Bisri Sansuri atau Kiai As’ad semuanya masih memiliki darah para Walisongo.

“Dengan sendirinya banayak di antara para pimpinan NU dan pesantren saat ini adalah masih keturunan para Wali. Karena itu ziarah Walisongo semakin ramai dari tahun ke tahun,” Kata Kiai Ahmad yang saat ini juga menjabat sebagai ketua Bani Walisongo Malang Raya.

Ini menunjukkan bahwa NU memiliki sejaran yang panjang dan sekaligus memiliki medan perjuangan yang cukup luas. Dengan pemahaman terhadap sejarah ini, maka ukhuwah di kalangan warga NU akan sangat kuat.

“Bisa kita lihat bagaimana ribuan warga nahdliyin sangat setia menziarahi makam para wali. Ini salah satu cara penting untuk pendalaman rohani, penyegaran semanagat juang dan sekaligus sebagai sarana untuk menmperkuat komitmen jamaah. Ini sebuah cara dahsyat yang tidak dimiliki organisasi lain,” katanya.

Karena itu, NU terus besar walaupun kaderisasi tidak cukup lancar, tetapi ziarah terus berjalan. Di situlah terjadi kaderisai secara tidak langsung. Demikian disampaikan Kiai Ahmad yang merupakan alumni Pesantren Lirboyo dan kini mempimpin Pesantren Darul Fuqaha Malang itu. (nam)