Sudan, NU.Online
Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Khartoum Sudan, didirikan pada tanggal 14 maret 1999 oleh 5 deklarator ( Dr. H. Sayuti Natsution MA, H. Syuhada Soleh MA, H. Ahmmad Sangid MA, H.Muhammmad Sofwan SQ dan Drs. H. Erwien Suhendi) yang selanjutnya diresmikan pada tanggal 14 februari 2002 oleh KH. Hasyim Muzadi disaksikan oleh Prof. Dr KH Sayyid Agiel Munawar. MA sebagai menteri agama yang pada waktu itu melakukanan lawatan kenegara-negara timur tengah.
NU Sudan didirikan pada dasanya tidak lepas dari tujuan NU itu sendiri, akan tetapi secara spesifik NU Sudan bertujuan mencetak kader-kader ulama yang berwawasan luas, menjalin silaturahmi antar warga nahdliyin, terutama keinginan untuk selalu mencintai Ulama, sehingga NU Sudan lebih cocok disebut sebagai kumpulan-kumpulan santri pecinta Ulama dari pada kumpulan ulama-ulama. Hal ini dikarenakan anggota NU cabang istimewa Khartoum sudan mayoritas Mahasiswa.
<>Program-program NU cabang Istimewa Khartoum Sudan ditinjau dari segi jenis kegiatan dapat dibagi menjadi tiga jenis kegiatan: Pertama : kegiatan Ruhaniyah yang meliputi Dzikir, Doa, Tahlilan, Sholawat dan Debaan, dll.. kedua : Kegiatan Ilmiyah meliputi Diskusi, Bedah Buku, Seminar, Kursus Bahasa Inggris dan francis, dsb. ketiga kegiatan sosial yang pelaksanaannya bekerjasama dengan masyarakat Sudan.
Sampai saat ini Pengurus Cabang Istimewa Khartoum Sudan sudah melewati tiga periode 1999-2003, untuk periode 2003-2004 PCI-NU Khartoum Sudan di komandoi oleh KH. Muhammad Badrus Salam .Sof. STg, sebagai Rais Syuriah dan H. Afifullah sebagi ketua Tanfidyiah. dibantu oleh perangkat organisasi dengan tiga lembaga ( LP Ma'arif NU, LDNU dan Lakpedam NU) satu Lajnah ( LTN NU) dan satu Badan Otonom ( Muslimat NU). Pada periode ini juga NU Sudan mencanangkan untuk "Go Public" mensosialisasikan NU ke Masyarakat Sudan yang mudah mudahan pada saatnya nanti NU Sudan dapat dimiliki dan dikelola oleh warga Negara Sudan.
Hubungan NU dengan Masyarakat Sudan merupakan salah satu Negara Africa yang menggunakan bahasa Arab. Mayoritas penduduknya beragama islam dengan faham suni, memakai madzhab Maliki dan Hanafi dalam fiqih serta penganut aliran sufi, sehingga banyak orang menyebut Sudan sebagai negri 1001 Darwis dengan Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah yang paling besar, disusul dengan thoriqoh tijaniyah.
Secara kultur masyarakat Sudan hampir sama dengan masyarakat Nahdliyin Indonesia sehingga memudahkan NU untuk diterima secara "lapang dada". Hubungan NU dengan masyarakat sufi Sudan terjalin dengan baik. Hal ini diawali dengan ikut sertanya warga nahdliyin di Sudan pada acara-acara dzikir bersama dan peringatan maulid nabi besar Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh tokoh-tokoh sufi Sudan sekitar tahun 2000 dan masih berjalan sampai sekarang. Bahkan ada keinginan untuk menjalin kerjasama mendirikan, "Ma'had Sufi liddirasat Ilmiyah" yang mudah-mudahan pada bulan September nanti tahap pertama penandatangan MoU dapat dilakukan oleh Pihak NU yang diwakili oleh Jam'iyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh an Nahdliyah dengan pihak sufi (Aang/Afkar,Kairo)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua