Kalangan santri di Indonesia cenderung masih termarginalkan. Program yang ditawarkan pemerintah kepada para santri yang mondok di pesantren masih dianggap kurang lengkap, berbeda dengan program untuk jalur pendidikan nonpesantren.
''Dalam beberapa kali pertemuan mereka mengeluh karena merasa termarginalkan,'' ujar Plt Deputi Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI, DR Muhammad Budi Setiawan, Selasa (5/5). Menurut dia, selama ini kebanyakan santri hanya fokus mempelajari agama di pesantren.<>
Padahal, menurut Budi, para santri juga menginginkan program tambahan seperti ilmu pendamping untuk menyalurkan pengetahuannya di masyarakat. Budi menuturkan, ilmu manajemen dan business plan merupakan salah satu yang mereka butuhkan sehingga mereka bisa menerapkan ilmunya saat berdakwah.
Guna meningkatkan kapasitas para santri, Kementerian Negara pemuda dan Olahraga (Menegpora) menggulirkan program pelatihan pemuda pesantren. Program tahunan itu diikuti 66 santri yang merupakan perwakilan dari seluruh Indonesia. Mereka diberikan bekal seputar manajemen, business plan, pidato, public speaking, dan advokasi. (republika.co.id/mad)
Terpopuler
1
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
2
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
3
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
4
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
5
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua