Warta

Mendiknas Ikut Gerah dengan Rokhis

NU Online  ·  Senin, 8 Maret 2010 | 04:21 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M. Nuh menegaskan, tidak boleh ada satu-satunya organisasi keagamaan di suatu sekolah, apalagi ada indikasi menumbuhkan ideologi yang cenderung radikal dan eksklusif.

Hal ini disampaikannya terkait munculnya gerakan radikalisme keagamaan pelajar di sekolah-sekolah negeri melalui sub organisasi intra siswa sekolah (OSIS) yang bernama Rokhani Islam (Rokhis).<>

Saat menutup acara Rapimnas dan Harlah IPNU ke-58 di Jakarta, Ahad (7/3), ia mengatakan akan mengkaji beberapa keputusan di Diknas yang menjadi dasar pelarangan kegiatan keislaman di sekolah selain Rokhis.

“Kami akan mengundang IPNU untuk mengkaji usulannya agar perlunya judicial review terhadap dikeluarkannya keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud tanggal 9 Juni tahun 1980 No.091/C/Kep/080 tentang Pola Pengembangan Siswa ditambah dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0209/4/1984 tentang perbaikan kurikulum di sekolah umum tingkat atas,” tutur Mendiknas berjanji.

Ditegaskan, Mendiknas akan mencari solusi terbaik agar Rokhis tidak merupakan satu-satunya organisasi keagamaan yang ada di sekolah.

Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi menegaskan, Rokhis telah memicu radikalisme agama di sekolah (SMU). “Berdasarkan penelitian radikalisme di sekolah itu menjadi basis bagi gerakan Islam radikal di Indonesia. Rokhis utamnya yang menjadi wadah bagi awal munculnya gerakan revivalisme Islam di sekolah-sekolah,”ujar Syauqi.

Menurut Syauqi, pada awalnya Rokhis hanya menyelenggarakan kegiatan kultural dan seremonial guna membantu penyelenggaraan hari-hari besar Islam di sekolah. Namun sejak tahun 1990-an pada perkembangannya secara bertahap bertransformasi menjadi organisasi keagamaan siswa yang cenderung ideologis baik dalam pemikiran maupun gerakan.

“Kuatnya ideologisasi itu bisa dilihat dari pandangan dan sikap aktivisnya yang cenderung eksklusif, menempatkan pluralisme sebagai paham yang wajib dijauhi. Kecenderungan itu terus menguat sejalan dengan masuknya gerakan tarbiyah ke dalam sekolah-sekolah. Terakhir, selain LDK, ada HTI, Salafi bahkan NII ikut mewarnai pertarungan untuk memperebutkan Rokhis,’ pungkasnya. (nam)