Mencalonkan Diri Menjadi Rais Aam bukan Tradisi NU
NU Online · Jumat, 26 Maret 2010 | 07:01 WIB
Disahkannya Penentuan Rais Aam Syuriah melalui mekanisme pemilihan langsung ternyata mengundang keprihatinan mendalam bagi sejumlah kalangan NU. Sebab, mekanisme ini dinilai mereduksi tradisi NU.Â
"Tradisi NU itu dulu selalu berebut menolak untuk memegang jabatan. Kiai Bisri Syansuri dan Kiai Wahab Hasbullah menolak menjadi Rais Akbar karena ada KH Hasyim Asy'ari. Sepeninggal Kiai Hasyim, keduanya menolak, terlebih kiai lainnya. Saat Kiai Wahab Hasbullah akhirnya bersedia pun dengan konsesus Rais Akbar diganti dengan istilah Rais Aam," demikian kata Musytasyar PCINU Taiwan, Nabil Haroen, Jumat (26/03).
/>
Saat terakhir, lanjut Nabil, Kiai Wahab Hasbullah sakit sepuh, muktamirin sepakat menunjuk Kiai Bisyri Syansuri sebagai pengganti. Namun, beliau tetap menolak. Menurut Kiai Bisyri, selama masih ada Kiai Wahab, meski beliau sakit dan hanya bisa sare-an (rebahan) saja, beliau tidak akan bersedia mengganti.
Sepeninggal Kiai Bisyri Syansuri setelah mengganti Kyai Wahab Hasubullah, para kiai sepuh berembuk memilih pengganti. Saat Kiai As'ad Syamsul Arifin, Situbondo, ditunjuk untuk menjadi rais aam, ia juga menolak karena merasa belum pangkatnya. Bahkan, saat dipaksa para kiai, Kiai As'ad dengan tegas menyatakan
"Meskipun malaikat Jibril turun dari langit untuk memaksakan saya, saya pasti akan menolak! yang pantas itu Kyai Mahrus Ali, Lirboyo." Kiai Mahrus Ali pun bereaksi saat namanya disebut Kiai As'ad
"Jangankan malaikat Jibril, kalaupun malaikat Izrail turun dan memaksa saya, saya tetap tidak bersedia!" Akhirnya musyawarah ulama memutuskan memilih Kiai Ali Maksum yang saat itu tidak hadir.Â
Saat ditanya terkait isu pencalonan KH. Hasyim Muzadi menjadi Rais Aam, Nabil tidak yakin kalau Kiai Hasyim bersedia mencalonkan diri. "Ketika masih ada kiai sepuh bersedia untuk menjadi Rais Aam, saya yakin KH Haysim Muzadi tidak akan mau maju. Karena Pak Hasyim ini jelas-jelas orang NU, jadi tahu tradisinya," katanya.
Selaras dengan Nabil, salah seorang kiai muda NU asal Jawa Timur KH A Shampton Masduqie atau yang akrab disapa Gus Ton mengatakan "Tidak wajar jika ada yang berani mendaulat dirinya untuk mencalonkan diri menjadi Rais Aam," jelas Gus Ton.
Disinggung terkait peluang kandidat yang akan menahkodai PBNU ke depan, Nabil mengatakan "Semalam PCNU dan PCINU menemui KH Sholahuddin Wahid dan KH. Said Aqil Siradj. Sepertinya suara akan mengerucut kepada dua kandidat itu," pungkas Nabil. (mkh)
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua