Warta

Menag Minta Arah Kiblat Tak Lagi Dimasalahkan

NU Online  ·  Ahad, 18 Juli 2010 | 05:11 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama, Suryadharma Ali meminta agar persoalan arah kiblat jangan dipermasalahkan lagi. Penentuan atau perkiraan arah kiblat dilakukan menurut kemampuan masing-masing orang saja.

"Selama ini kalau kita sholat, tidak mungkin 100 persen sempurna dengan arah kiblat yang sebenarnya. Pasti ada bergesernya sedikit," katanya di sela-sela acara Isra` Mi`raj dan tahlilan tujuh hari wafatnya KH Idham Chalid di Jakarta, Sabtu malam.<>

Oleh karena itu, permasalahan arah kiblat tidak perlu diperdebatkan kembali. "Juga tidak perlu masjid-masjid yang ada di Indonesia dirombak. Ini akan memberatkan," ucapnya.

Sebelumnya dikabarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat akhirnya mengubah pandangan tentang arah kiblat. MUI menerima pandangan Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan sejumlah ahli falak yang menyatakan bahwa arah kiblat perlu diukur berdasarkan ilmu pengetahuan.

Awalnya MUI melalui Wakil Ketua Majelis Fatwa KH Ali Musthofa Ya’kub menyatakan bahwa arah kiblat cukup menghadap ke barat dan tidak perlu dilakukan pengukuran.

“Setelah melalui diskusi alot dalam 5 kali rapat, akhirnya komisi fatwa MUI dalam rapat hari Kamis, 1 Juli 2010 lalu telah sepakat mengganti fatwa tentang arah kiblat ke barat dengan menerima konsep dari kami,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri.

Menurut Kiai Ghazali yang juga anggota Komisi Fatwa MUI, para ulama di MUI akhirnya menerima pandangan bahwa kiblat muslimin Indonesia menghadap ke arah barat laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing, atau sesuai garis lintang dan garis bujurnya. (nam)