Warta

Memukau, Pidato Gus Dur di PBB

NU Online  ·  Jumat, 12 Desember 2003 | 03:52 WIB

Jakarta, NU Online
Markas besar PBB di New York bergemuruh tatkala Gus Dur berpidato setelah menerima penghargaan dari PBB. Para diplomat, artis dan aktifis kemanusiaan memberikan aplaus berkesinambungan ketika mendengar Gus Dur berpidato. Anugerah penghargaan di “Delegate Dining Room” Markas Besar PBB dihadiri pula artis Rosie O’Donell.

Ketika naik ke panggung untuk menerima penghargaan, Gus Dur ditemani Yenni Wahid, dan Deputi Wakil Tetap RI untuk PBB Duta Besar Rezlan Ishar Jenie, mendapat sambutan hangat para undangan. Pidatonya pun mendapat tepuk tangan meriah.

<>

Gus Dur menegaskan meski perdamaian mendapat tempat yang kecil di tengah masyarakat dunia, namun perdamaian itu ada dan tidak hilang dari muka bumi. Karenanya Gus Dur meminta semua pihak bekerjasama untuk mewujudkan perdamaian dalam skala yang lebih besar. “Penghargaan ini sangat saya hargai, namun saya tidak bisa bekerja sendiri. Saya memerlukan bantuan semua pihak untuk mengupayakan perdamaian,” ujarnya.

Presiden Majelis Umum PBB, Julian Hunte juga berbicara pada malam penghargaan tersebut. Hunte menyebutkan, pertikaian yang terjadi di banyak tempat di dunia adalah bentuk dari minimnya toleransi di antara umat manusia di dunia. Untuk meningkatkan toleransi itu, diperlukan upaya yang jauh lebih keras dan secara bersama-sama.

Penghargaan itu diberikan kepada mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Rabu malam waktu Amerika Serikat (AS) atau Kamis pagi waktu Indonesia. Gus Dur menerima penghargaan “Global Tolerance Award”, karena dinilai berjasa dalam memimpin dan mengembangkan dialog antar agama, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di masyarakat internasional.

Dr Noel J Brown, Presiden “Friends of the United Nations”, kumpulan lembaga non pemerintah yang mendukung misi-misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberikan penghargaan mengatakan, di tengah isu terorisme, ekstrimisasi dan fanatisme mendominasi pemberitaan media massa internasional, Gus Dur sering mempromosikan pentingnya modernisasi dalam kehidupan masyarakat dunia. Lebih jauh dari itu, kata Brown, Gus Dur juga dinilai berhasil mempelopori dialog antar agama termasuk dialog antara Islam dan Yahudi.

“Dialog antara Islam dan Yahudi yang dipelopori Gus Dur sangat luar biasa dalam masyarakat internasional,” kata Brown. Penghargaan “Global Tolerance Award” itu diberikan dalam rangka peringatan Hari Toleransi Internasional tanggal 10 Desember.

Menurut laporan pada malam yang sama, juga bertempat di Markas Besar PBB, diselenggarakan malam penghargaan dalam rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM). Sejumlah penghargaan juga diberikan kepada mereka yang berjasa dalam bidang kemanusiaan dan HAM.

Di antara para penerima penghargaan itu adalah Sergio Vieira de Mello, pejabat PBB yang tewas dalam aksi bom di Baghdad, Irak beberapa waktu lalu yang juga menewaskan puluhan staff PBB dan penduduk Irak. (SW)-z