Terbukanya informasi dan semakin pandainya masyarakat membuat mereka bersikap kritis terhadap para kiai, yang dulunya dianggap bisa menyelesaikan segala permasalahan.
“Orang sekarang tak cukup asal kata kiai, harus dijelaskan alasannya mengapa sebuah keputusan atau pendapat diambil,” kata Rais Syuriyah PBNU KH Hafidz Utsman di Gd PBNU, Senin (20/10).<>
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat ini menjelaskan, saat ini salah satu buku pedoman hasil bahtsul masail NU yang terkumpul dalam kitab Ahkamul Fukaha sedang diteliti ulang karena terdapat kekeliruan pada penerbitan sebelumnya.
“Sudah hampir selesai, kita harapkan pada muktamar NU yang akan datang sudah dapat dibaca oleh masyarakat,” terangnya.
Kitab tersebut diharapkan dapat memberikan panduan terhadap masyarakat dalam menghadapi permasalahan agama, disertai dengan dalil-dalil yang kuat, sehingga tidak bingung dalam menghadapi klaim-klaim kebenaran yang disuarakan oleh berbagai kelompok. (mkf)
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
5
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua