Warta SERBA-SERBI TANAH SUCI

Masjid Sab'ah, Jamaah Berdatangan Sepanjang Khotbah (3)

Jum, 29 Oktober 2010 | 08:27 WIB

Madinah, NU Online
Menikmati sholat Jum'at di Masjid Sab'ah Madinah serasa menikmati Jum'atan di Indonesia saja. Adzan pertama dikumandangkan ketika Masjid belum benar-benar penuh, bahkan jamaah baru kira-kira separuh ruangan dalam saja.

Seusai adzan pertama, jamaah pun melakukan sholat Qobliyah Jum'at. Memang awalnya agak janggal juga, kok orang-orang berwajah Arab ini hampir semua melaksanakan sholat Qobliyah Jum'at, mengingat pemerintah Arab saudi tidak mengajarkan hal ini.

<>

Namun bila kita amati lebih seksama, barangkali penjelasan bahwa penduduk Madinah bukan hanya didominasi oleh orang-orang berkebangsaan Arab Saudi. Meski berwajah Arab, namun banyak sekali pelaku bisnis berbagai level di Arab Saudi -khusunya di Madinah- adalah orang-orang Mesir dan Yaman. Sehingga mereka tidak memiliki ikatan ideologi dengan pemerintah Arab Saudi.

Seusai sholat Qobliyah Jum'at, barulah imam naik ke mimbar dan langsung mengucapkan salam. Mimbar di Masjid Sab'ah, lebih mirip jendela besar di sebelah kanan tempat imam (mihrab). Sebuah lobang berbingkai kayu lurus dengan tembok masjid. Khotib masuk dari arah imam sebelah dalam, mungkin di sana ada tangga atau semacam undak. Jamaah tidak pernah tahu, karena semuanya tertutup.

Jamaah hanya melihat bahwa khotib sudah ada di jendela besar, dan mengucapkan salam. Seperti sebuah photo berpigura. Jubah coklat yang membungkus baju putih sang khotib kali ini sangat serasi dengan pernis kayu yang menghiasi tempat khutbah. Imam berdiri menunggu adzan kedua selesai untuk memulai khutbahnya Jum'at ini, (29/10).   

sementara khotib memulai khutbah, jamaah terus berdatangan dan mulai memenuhi ruangan Masjid. Khotib duduk sebentar untuk memberikan jeda dan menandai bahwa khutbah pertama telah usai. Sesaat kemudian, khotib kembali berdiri dan menyampaikan khutbah keduanya.

Tidak seperti kebanyakan di Indonesia, apalagi di Masjid-masjid NU yang menandai khutbah pertama dan khutbah kedua dengan bacaan-bacaan semisal sholawat. Di sini, seperti juga di Masjid-masjid lainnya, pergantian khutbah hanya berlangsung sunyi.

Khutbah pertama dan khutbah kedua pun berlangsung dalam waktu yang sama-sama panjang. Khutbah kedua juga mengandung isi materi ceramah yang lengkap. berbeda dengan di Indonesia (baca: NU) yang biasanya khutbah kedua hanya merupakan rangkaian ritual ibadah saja. Hanya disampaikan dalam bahasa Arab untuk melengkapi syarat-rukun Sholat Jum'at saja.

Khotib menyampaikan materi khutbahnya dengan tenang dan halus. ia berpesan kepada para jamaah agar turut membantu pemerintah kerajaan dalam malayani dan memuliakan tamu-tamu Allah di Madinah. Diharapkan penduduk kota Madinah turut membantu menciptakan suasana yang nyaman bagi jamaah haji.

"Wahai penduduk Madinah, tamu-tamu Allah yang datang dari seluruh dunia adalah tamu-tamu yang mulia yang datang ke sini karena keimanan mereka. Keimanan pada dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang jasadnya hingga kini masih terbaring di kota kita tercinta. (min/bersambung/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)