Warta SERBA-SERBI TANAH SUCI

Masjid Sab'ah, Boleh Berfoto dan Berbaris Renggang (2)

Sen, 25 Oktober 2010 | 11:25 WIB

Madinah, NU Online
Masjid ini hanya berjarak hanya sekitar 700 meter dari Masjid Nabawi. Masjid dulunya adalah merupakan pos-pos penjagaan selama Perang Khondaq (Perang Ahzab) di salah satu ujung parit (khondaq). Dahulu Nabi pernah singgah dan bermalam di pos-pos ini.

Pos-pos ini kemudian berkembang menjadi masjid-masjid kecil yang berjumlah tujuh bangunan, yakni Masjid al-Fath, Masjid al-A'laa, Masjid salman al-Farisi, Masjid Ali, Masjid Umar, Masjid Saad bin Muadz, dan Masjid Abu Bakar. Masjid-masjid inilah yang kemudian dikenal sebagai Masjid Sab'ah (Masjid Tujuh). />
Dahulu pada masa Perang Khondaq yang berlangsung selama 22 hari, Rasulullah SAW pernah singgah dan bermalam di pos-pos ini. Pada waktu singgah inilah Rasulullah SAW pernah berdoa untuk mengalahkan orang-orang Musrik beserta seluruh sekutunya. Setelah berdoa selama tiga hari, Allah pun mengabulkan doa Rasulullah SAW melalui kedatangan Malaikat Jibril pada hari Rabu. Jibril datang membawa berita kemenangan (al-Fath) kaum Muslimin atas tentara sekutu.

Di sekitar tempat yang pernah digunakan Rasulullah SAW untuk berdoa inilah didirikan Masjid yang bernama al-Fath (Masjid Kemenangan). Kelak Masjid al-Fath inilah yang dijadikan poros pembangunan perluasan dan penyatuan-masjid-masjid lainnya pada masa Raja Fahd. Inilah salah satu alasan mengapa dari awal saya menggunakan kata "sebuah" untuk menyebut Masjid yang mestinya berjumlah tujuh ini.

Memasuki Masjid ini, kita akan langsung merasakan hawa dingin yang menusuk pori-pori. Ya memang orang-orang bercerita bahwa di Masjid Sab'ah ini, AC pendingin udara lebih terasa dibanding Masjid-masjid lain di Madinah. Seperti juga aura kelembutan penduduknya yang dapat kita rasakan dengan sangat jelas. Di sekitar perbukitan Sal'a ini, para penduduk saling sapa dengan ramah dan teduh.

Rata-rata penduduk di sini tidak berpandangan terlalu kaku terhadap pemahaman agama. Orang-orang dapat berfoto-foto di dalam Masjid tanpa ditegur oleh penjaga atau jamaah lain. Bahkan beberapa di antara mereka dapat dengan senang hati diajak berfoto-foto.

Jamaah di sini juga tidak kaku-kaku dalam tata sholat berjamaah. Tentang barisan (shof) Sholat misalnya, para jamaah tidak terlalu memaksakan untuk saling berhimpit bahu dan saling injak ujung kaki. Mereka dapat berbaris dengan renggang, serenggang jamaah sholat di Masjid-Masjid di Indonesia.

Saat sholat Jum'at di Masjid ini, adzan pertama bahkan telah dimulai sejak jamaah baru memenuhi separuh bagian dalam Masjid. Seperti juga di Masjid-masjid Indonesia masa kini, adzan pertama dikumandangkan dari belakang Mihrab (tempat imam), sedangkan adzan kedua dikumandangkan dari depan khotib yang telah mengucapkan salam kepada jamaah sidang jum'ah. (min/bersambung)