Warta

Masjid harus Miliki Fungsi Sosial yang Nyata

NU Online  ·  Kamis, 5 Juni 2008 | 06:14 WIB

Jakarta, NU Online
Masjid dan tempat ibadah lainnya merupakan tempat yang sangat strategis bagi berkumpulnya umat. Masjid seharusnya tak hanya berfungsi penyampaian ajaran agama yang dogmatis dan hitam putih, tetapi memiliki fungsi sosial yang nyata.

Ketua PBNU Masdar F Mas’udi berpendapat, masjid merupakan tempat yang sangat efektif untuk mengumpulkan umat. Masyarakat datang tanpa diundang pada setiap hari Jum’at dan bisa mendengarkan dengan jernih apa yang disampaikan tanpa menyediakan konsumsi atau uang transport seperti undangan di kantor kelurahan.<>

Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, masalah sosial seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan umat bisa dibahas dan dicarikan jalan keluarnya. “Ini merupakan modal sosial yang selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik,” katanya di kantor PBNU, Rabu (4/5).

Jika pembahasan masalah-masalah tersebut bisa dilakukan, pandangan agama yang sempit atau inward looking secara bertahap akan berubah karena isu yang ditangani umat sesungguhnya merupakan isu yang tak mengenal agama.

“Kemiskinan adalah isu yang bersifat lintas batas, semua orang bisa kena wabah kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Ini penyakit universal yang tidak menyangkut agama tertentu,” tandasnya.

Upaya indoktrinasi yang berlebihan dan hitam putih dalam masjid akan menjadikan umat bisa dengan gampang menyalahkan fihak lainnya, padahal cerita tentang dunia alam gaib tersebut belum pernah dilihat oleh siapapun.

“Kalau kita mengambil isu koperasi, pertanian, lingkungan, dan lainnya, upaya pendewasaan keagamaan lebih bisa menjamin,” ujarnya.

Saat ini baru sebagian kecil masjid yang menjalankan fungsi sosial ini, sejumlah masjid milik warga NU di Banyumas memiliki koperasi dan secara rutin menggelar pertemuan untuk membahas masalah pertanian yang dihadapi oleh masyarakat.

Demikian juga, di Malang Jawa Timur, masjid Sabilillah atas inisiatif KH Tolhah Hasan, wakil rais aam PBNU memberikan bantuan keuangan kepada para tukang becak yang mangkal di sekitar masjid tersebut sehingga mereka tak perlu menyewa, tetapi memiliki becak sendiri.

Sementara itu di Kecamatan Borobudur Magelang, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU setempat mengintegrasikan fungsi masjid dalam sebuah kompleks dengan kantor NU dan sebuah panti asuhan bagi yatim piatu. (mkf)