Warta

Masalah PKB akan Diserahkan ke Para Kyai Sepuh

NU Online  ·  Kamis, 28 April 2005 | 13:43 WIB

Jakarta, NU Online
Walaupun konflik di PKB masih terus berlangsung dan belum tahu bagaimana akhirnya, namun, PBNU tidak putus asa dan masih ada harapan penyelesaiannya dengan baik dengan melakukan konsultasi kepada para kyai sepuh.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj seusai menemui kubu Alwi Syihab dan Saifullah Yusuf yang datang ke PBNU Kamis sore (28/04) setelah siang harinya PBNU juga kedatangan tamu dari kubu Muhaimin Iskandar.

<>

“Kalau para kyai tua berkumpul dan diajak dan serta menyertakan rais aam dan wakil rais aam PBNU, Insyaallah beliau-beliau mampu memecahkan persoalan dengan tulus karena tidak ada kepentingan,” tandasnya.

Said Aqil mengungkapkan bahwa jika para orang tua sudah menentukan sesuatu maka yang muda-muda ini tinggal melaksanakan apa yang disyaratkan oleh para orang tua tersebut. “Saya, Pak Hasyim, Pak Rozy Munir dan lainnya siap melaksanakan apa yang difatwakan dan menjadi pendapat para kyai,” imbuhnya.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi seperti dalam pertemuan dengan Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa PBNU memiliki harapan agar PKB menjadi organisasi politik yang sehat, aspiratif, sistemik, dan produktif.

“Saya sudah sampaikan bahwa reformasi telah menempatkan partai pada sumber kekuasaan. Kalau tidak sehat, maka dia akan melahirkan kepemimpinan yang tidak sehat dan selanjutnya jika ini terjadi, negara juga tidak akan sehat. Oleh karenanya perbaikan pada tingkat partai politik secara umum menjadi pertaruhan bangsa” tandasnya.
 
HM Rozy Munir yang mengikuti pertemuan tersebut menambahkan bahwa kedua kubu tersebut merasa dua-duanya sah dan akan dipelajari bagaimana langkah-langkah selanjutnya. Rozy mengungkapkan “NU bukan partai politik dan bukan PKB saja yang dipayungi NU, juga partai-partai yang banyak orang NU-nya.”

Selanjutnya masukan-masukan yang disampaikan dari kedua kubu tersebut akan disampaikan kepada Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudz serta dilaporkan kepada jajaran syuriyah dan tanfidziyah karena PBNU merupakan lembaga yang melahirkannya walaupun secara institusional tidak memiliki hubungan lagi, tetapi secara historis dan cultural memiliki hubungan yang erat. (mkf)