Warta

Maknai Idul Fitri Bukan Sekadar Memberi Maaf

NU Online  ·  Senin, 15 November 2004 | 05:02 WIB

Jakarta, NU Online
Lebaran atau hari raya Idul Fithri bukanlah sekadar memberi maaf, namun bermakna pensucian diri dan pembebebasan dari belenggu setiap belenggu. Demikian diungkapkan Wakil Katib Aam PBNU, KH. Fachry Thaha Ma'ruf kepada NU Online menjelang Idul Fitri 1425 H.

"Berlebaran itu berarti kita menang, menang atas penaklukan diri kita atas hawa nafsu, kedengkian dan sifat-sifat buruk yang dilarang agama yang diajarkan selama Ramadhan. Dan kemanangan itu harus diwujudkan dalam perilaku setelah ramadhan dengan semangat membebaskan diri dari segala belenggu. Karena itu setelah berlebaran dianjurkan saling bersilaturahmi, berhalal bihalal," ungkapnya.

<>

Untuk itu, ia mengingatkan agar kita terus meningkatkan silaturrahmi dalam bentuk kerjasa sama (ta'awun) secara nyata. Seperti, membantu penyelesaian permasalahan umat yang kini tengah dialami secara riil. "Silaturrahmi yang diinginkan bukan sebatas simbolis semata lantaran datangnya masa lebaran. Tapi, ada niat baik untuk berusaha menyelesiakan problem keummatan yang sedang dialami," katanya.

Termasuk di dalamnya problem keummatan, soal budaya dan tindak kekerasan di masyarakat. Lembaga maupun tokoh Islam membantu mengentaskan kebiasaan buruk yang kerap kali mencoreng umat Islam Indonesia yang menjadi mayoritas di negara ini. Kata Fachry Thaha, persoalan ini dikurangi dengan sikap dan teladan yang baik bila pimpinan dan tokoh agama manapun mengembangkan sikap toleran dan tenggang rasa dalam menyelesaikan berbagai kasus.

"Sikap ini dilakukan lantaran secara bahasa puasa bermakna "imsak" yang berarti "menahan." Menahan dari sikap yang kekerasan dan tidak terpuji lainnya guna tercapai persatuan dan perdamaian berarti menjalankan pesan puasa," katanya. Dan ibadah puasa itu seharusnya menumbuhkan semangat silaturrahim, ukhuwah, persatuan dan kesatuan. Sebab, salah satu dari nilai puasa itu adalah dalam rangka mengokohkan keimanan, sementara memperkuat ikatan tali silaturrahim merupakan ekspresi dan pengejawantahan dari pada keimanan itu sendiri. (cih)