Majelis Rasulullah Peringati Nisfu Sya’ban di Lapangan Banteng
NU Online Ā· Ahad, 17 Agustus 2008 | 11:46 WIB
Tradisi nisfu syaāban atau doa pada pertengahan bulan syaāban sebagai bulan penuh barokah dan ampunan dilaksanakan oleh Majelis Rasulullah yang dipimpin oleh Habib Mundzir al Musawwa di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Sabtu (16/8) malam.
Hadir dalam acara tersebut, ribuan umat Islam dari Jakarta dan sekitarnya. Surat Yasin dibacakan selama tiga kali diiringi dengan doa-doa memohon ampunan atas kesalahan pribadi dan keluarga serta doa untuk bangsa yang pada itu tepat malam menjelang 17 Agustus.<>
Dalam acara ini, ditampilkan pula seni hadrah yang melantunkan lagu-lagu dan pujian kepada Rasulullah sebagai pembawa kedamaian di muka bumi. Selanjutnya, Habib Mundzier menyampaikan tausiahnya kepada jamaah.
Acara tersebut berjalan dengan sangat tertib. Disepanjang jalan menuju lokasi, terdapat panitia yang mengarahkan massa menuju lapangan Banteng. Rombongan jamaah terlihat khas dengan jaket atau rompi bertulis Majelis Rasulullah, sebagian dari mereka juga membawa bendera bertulis Laa Ilaaha Illallah dalam bahasa Arab.
Belakangan ini Majelis Rasulullah menarik perhatian banyak ummat untuk mengikut pengajian dan dzikir-dzikirnya. Bermula dari pengajian dan dakwah dari pintu ke pintu pada tahun 1998 saat Indonesia terkena krisis, kini jamaahnya sudah mencapai puluhan ribu dan mulai membuka cabang di beberapa daerah di Indonesia.
Rangga, salah satu jamaah yang ditemui NU Online menuturkan ia tertarik menjadi jamaah karena bisa memberikan ketenangan hati. Ia secara rutin setiap minggunya datang dari Depok untuk mengikuti pengajian bersama teman-teman sekampungnya yang juga mulai banyak menjadi jamaah.
āBeliau (Habib Mudzier. Red) selalu memberi contoh perilaku Rasulullah dalam berbagai persoalan yang menjadi telandan kita. Ini yang bisa menjadi pengangan kita dalam berprilaku, meskipun belum tentu kita mampu melaksanakan,ā katanya.
Gurunya tersebut juga mengajarkan agar jamaahnya bisa bertoleransi kepada golongan lain dengan tidak gampang menyalahkan amalan yang dilakukan oleh mereka. āPas ramai kasus Ahmadiyah, banyak yang mau demo menentangnya, tetapi Habib Mundzier melarangnya, meskipun kita juga tidak setuju dengan Ahmadiyah,ā terangnya.
Dengan penuh semangat ia juga menuturkan Majelis Rasululah terbebas dari kepentingan politik,. semua partai politik diperlakukan sama. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua