Warta

Mahatir Memuji NU dan Muhammadiyah

NU Online  ·  Senin, 9 Februari 2004 | 16:17 WIB

Jakarta, NU Online
Mahatir menyampaikan bahwa Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam patut diteladani, khususnya yang dilakukan oleh organisasi besar NU dan Muhammadiyah dimana Islam harus kuat dalam konteks global saat ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam jamuan makan yang dilakukan di rumah salah satu pengusaha, Datuk Hakim Thantawi tanggal 7 Februari 2004 setelah sebelumnya menerima penganugerahan gelar kehormatan doctor honoris causa dari Universitas Padjajaran Bandung.

<>

Tampak hadir dalam jamuan makan siang KH Hasyim Muzadi, Prof. Dr. Syafii Maarif, Dr. Amin Rais, dan Tri Sutrisno, Ali Alatas, Rozy Munir serta sejumlah tokoh lainnya.

Dalam sambutannya, Dr. Mahatir Muhammad menyatakan kunjunganya ke Indonesia kali ini selain menghadiri penganugerahan gelar doktor honoris causa oleh Universitas Padjajaran, juga mengunjungi kawan lamanya, Pak Harto. Selain itu Ia juga sempat bertemu dengan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Mereka berdua merupakan sahabat lama yang pernah lama berkuasa di negaranya masing-masing dan merupakan pemimpin yang disegani dikawasan Asia dalam masa kepemimpinanya, namun demikian Pak Harto mengakhiri kekuasaannya dengan diturunkan oleh rakyatnya sedangkan Mahatir mengakhiri kekuasaannya dengan dielu-elu oleh rakyatnya.

Ia dianggap sebagai pemimpin yang berhasil memajukan Malaysia dari negeri terbelakang dan secara konsisten dianggap sebagai pemimpin yang mampu menyatakan “tidak” kepada Negara Barat sehingga seringkali disebut sebagai Soekarno kecil.

Sebagai pemimpin dari dunia Islam, ia mengingatkan bahwa kalahnya Islam di Spanyol (Andalusia) masa lampau adalah pengalaman pahit sehingga hal ini harus dijadikan pelajaran berharga agar tidak terulang lagi dimasa depan.

Dalam konteks pemilu 2004 di Indonesia Dr. Mahatir mengharapkan pemilu dapat berjalan dengan lancar dan sukses untuk kemajuan Indonesia di masa mendatang.(rm/mkf)