Warta

Mahasiswa Mesir Digembleng Pelatihan Manajemen Zakat

NU Online  ·  Senin, 28 Maret 2005 | 03:22 WIB

Kairo, NU Online
Sabtu, (26/03) sekitar 2000 Mahasiswa Indonesia di Mesir berbondong-bondong menghadiri Seminar Umum tentang Manajeman Zakat dan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Seminar dengan tajuk "Membagun Indonesia Baru dengan Ekonomi Islam" ini menghadirkan Penasehat Direksi Bank Muamalat Indonesia, Dr. Muhammad Syafi'i Antonio, M.Ec. dan Dewan Syari'ah Dompet Dluafa Republika, Dr. Didin Hafidhuddin, M.Sc. sebagai pembicara.

Hadir dalam acara ini, Drs. Slamet Soleh, M.Sc. Atase Pendidikan dan Budaya KBRI Kairo. Dalam sambutannya sebagai wakil dari KBRI, Slamet menyampaikan tentang pentingnya membangun sektor ekonomi disamping pendidikan dan budaya. Karena ekonomi, kata Slamet menyitir istilah Bang Syafi'i Antonio, adalah jihat nomor pertama. "Pembangunan dalam bidang ekonomi adalah jihad number one" katanya.

<>

Sementara itu, Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa potensi umat Islam di Indonesia sangat banyak, apabila potensi tersebut dikelola dengan baik, niscaya bisa membantu program pengentasan kemiskinan yang selama ini menjadi program utama bangsa Indonesia. Potensi itu adalah, pertama, potensi ajaran. Islam adalah agama yang komprehensif, semua aspek kehidupan telah diatur di dalamnya. "Disamping kurikulum ibadah, Islam juga mengandung kurikulum hidup". katanya.

Kedua, potensi umat, umat Islam adalah umat terbesar di Indonesia, namun sangat disayangkan nilai kwantitatif ini belum diimbangi dengan nilai kwalitatif, sehingga umat Islam sering menjadi obyek daripada subyek. Ketiga, potensi sumber daya alam, potensi ini juga belum mendapatkan perlakuan adil dari pihak-pihak yang berkompeten, sehingga sumber daya alam Indonesia yang kaya itu pergi begitu saja tanpa membawa manfaat yang berarti bagi kesejahteraan bangsa.

Didin menghimbau agar para pemuda sebagai pemegang estafeta kepemimpinan bangsa tercinta, agar mampu menjadi subyek dan hanya menjadi obyek. "Saya harapkan saudara-saudara nanti mampu menjadi pemain, pemain yang baik, pemain yang mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang kita miliki tadi". lanjut Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor ini.

Dalam rangka untuk membentuk subyek yang baik, Didin mengajukan beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama, mempertajam kemampuan sesuai bidang masing-masing agar nantinya mampu untuk berkompetisi ketika terjun di masyarakat. Kedua, menjadi Syakhshiyah Bârizah (membentuk kepribadian yang Islami). Ketiga adalah bekerja dengan sinergis artinya dapat bekerjasama dengan baik bersama orang lain.

Sementara itu Bang Syafi'i, panggilan akrab M. Syafi'i Antonio, menyampaikan secara komprehensif tantang konsep, mekanisme dan beberapa aturan main yang berlaku dalam bank syari'ah.

Ketika ditanya mengenai metode penanggulangan krisis yang melanda Indonesia, Syafi'i mengatakan, setidaknya ada empat langkah yang harus dilakukan. Pertama, mempunyai pemimpin yang visioner dan peduli pada rakyat, kedua, mengatur pendidikan Indonesia dengan baik, ketiga, menata moralitas bangsa dan keempat, mengadakan gerakan hemat ekonomi nasional.

Seminar yang digelar di Auditorium Sholah Kamil Universitas Al-Azhar ini merupakan puncak dari rangkaian acara Pelatihan Zakat dan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang diselenggarakan sejak hari Jum'at (25/03) lalu. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, hari pertama (25/03) disampikan oleh Didin Hafidhuddin sedang pada hari kedua (26/03) disampaikan oleh M. Syafi'i Antonio.

Adapun materi yang diangkat yaitu Dasar-dasar Zakat, Zakat dan Income Kontemporer, Hikmah dan Urgensi Zakat, Instansi dan Manajemen Zakat Kontemporer di Indonesia, Zakat Profesi dan Investasi Kontemporer, Percepatan Pengentasan Kemiskinan; Antara Zakat dan Wakaf Investasi, Peluang dan Tantangan Ekonomi Syari'ah di Indonesia, Perkembangan Lembaga Keuangan Syari'ah di Indonesia dan Lembaga Keuangan Syari'ah sebagai Katalis Pengembangan Ekonomi Umat.

Pelatihan Manajemen Zakat ini mendapat perhatian yang cukup besar dari Masisir (Masyarakat Indonesia di Mesir), hal itu terbukti dengan membludaknya Mahasiswa yang mendaftarkan diri. Menurut data panitia, acara pelatihan ini diikuti sekitar 600 peserta, belum lagi beberapa pendaftar yang ditolak karena keterbatasan tempat.

Acara akbar ini merupakan salah satu program unggulan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (DPP-PPMI) di Mesir periode 2004-2005. Dengan kesolidan panitia dan berkat kerjasama yang baik antara KBRI Kairo, DPP-PPMI, dan WIHDAH akhirnya acara ini dapat dilaksanakan dengan sukses.

Kontributor : Muhammad Alinnuha