Warta

Madrasah Dianaktirikan dalam Subsidi Pendidikan

NU Online  ·  Rabu, 23 Juli 2008 | 11:42 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), madrasah memiliki status yang sama dengan sekolah lainnya, namun dalam praktek, banyak pemerintah daerah yang hanya memberikan fasilitas gratis pada sekolah umum saja.

“Karena berada dibawah binaan Departemen Agama, banyak bupati dan walikota yang menggratiskan sekolah hanya untuk SD-SMA, tetapi tidak untuk madrasah,” kata Prof Dr Basuki Wibowo dalam seminar Pendidikan Madrasah dan Tantangan Global, di Jakarta Rabu (23/7).<>

Fasilitas ini menurutnya juga harus diberikan kepada madrasah karena sebagian anggota masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya di madrasah. “Sebagai contoh seperti di Banten, sebagian besar penduduknya Islam dan pembayar pajaknya juga Islam,” tandasnya.

Sebagai akibatnya, para orang tua di daerah akhirnya lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah umum dari pada di madrasah. Hal ini berkebalikan dengan meningkatnya minat orang tua di kota besar untuk mengirimkan anaknya di sekolah Islam yang bermutu yang kini menjadi trend dengan peminat yang besar.

“Madrasah dan sekolah Islam Al Azhar itu sama saja, kurikulum agamanya 6-8 jam. Yang membedakan adalah kualitas dan fasilitas pendukungnya,” ujarnya.

Ini artinya jika madrasah dikelola dengan baik, maka anggapan bahwa lulusan madrasah kurang berkualitas akan hilang dan menarik minat masyarakat karena memberikan keunggulan dengan adanya tambahan materi agama yang lebih banyak dibanding sekolah umum.

Ia mengibaratkan pengelolaan madrasah sebagai industri mulia yang memberikan nilai tambah dalam aspek sosial dan keagamaan yang tak bisa diberikan oleh sekolah umum lainnya.

“Perlu diatur strategi kompetisinya bagaiamana agar konsumen tertarik dengan komitmen penyediaan proses belajar, hardware, software, brainware dan fasilitas pendukung lainnya. Kalau tidak, akan bermasalah karena sumber belajarnya kurang,” tandasnya.

Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mendukung daya saing diantaranya adalah antusiasme dalam berkompetisi harus dimunculkan, dari murid sampai pengelola, menyusun perencanaan stratregis, menarik SDM yang mumpuni agar mau membuat orang pinter tertarik mengajar di madrasah, pengelolaan keuangan yang baik dan kepemimpinan.

Dekan Fakultas Teknik Universitas Jakarta ini berpendapat madrasah sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa. Dengan jumlah 38 ribu buah dan sekitar 5.5 juta siswa, jika dikelola dengan baik, akan mampu meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. (mkf)