Lembaga pendidikan Ma’arif NU Jember terus berinovasi dalam mengembangkan pendidikan. Kali ini lembaga yang dinahkodai Suroto Bawani itu merintis sekolah unggulan NU.
Menurutnya, sekolah unggulan NU menjadi keniscayaan di tengah persaingan lembaga pendidikan yang kian pesat. Sekolah ungguan kelak diharapkan dapat menjadi kebanggaan warga NU.<>
“Sejauh ini, tidak banyak anak warga NU yang disekolahkan di sekolah NU, karena mungkin sekolahnya kurang bisa dibanggakan,” tukas Suroto di sela-sela seminar ‘Inovasi Managemen Pendidikan NU, Menuju Sekolah Unggulan’ di pesantren Miftahul Ulum, Desa Wirongso, Kec. Ajung, Jember, Kamis (17/6).
Suroto menambahkan, yang ada selama ini adalah sekolah plus. Diuraikannya, sekolah plus itu biasanya kalau Tsanawiyah, paling ditambah palajaran bahasa Inggris. Sedangkan jika sekolah tersebut SMP, hanya ditambah bahasa Arab dan komputer. “Tapi sekolah unggulan, lebih kompllit dari sekolah plus,” ungkapnya seraya menegaskan bahwa sekolah unggulan NU harus tetap melestarikan ciri khas NU.
Lelaki asal Wuluhan itu mengaku merintis sekolah unggulan tidak gampang. Ia membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, serta SDM yang mumpuni. Namun Suroto yakin jika ada kemaunan keras, pasti semua bisa terealiasi. “Yang penting kemaunan dulu. Dari sisi SDM kita punya banyak pakar pendidikan,” cetusnya.
Sementara itu, nara sumber seminar tersebut, Hobri menegaksan bahwa sekolah-sekolah NU sebenarnya mempnyai banyak modal untuk menjadi sekolah unggulan. Dijelaskannya, selain secara admistrasi dan sarana bagus, sekolah unggulan harus mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan. “Seni qira’ah, baca kitab dan sebagainya, itu kan bisa jadi kebanggaan sekaligus ciri khas sekolah NU,” ulasnya.
Dosen Universitas Jember itu menyatakan tidak kaget dengan sekolah-sekolah unggulan negeri yang menelorkan output bagus. Sebab, inputnya juga baik. “Bayangkan di salah satu sekolah negeri, pendaftanya mencapai dua ribu orang, yang diambil hanya empat puluh orang. Itu kan diseleksi betul. Jadi kalau outputnya bagus, itu wajar. Tapi kalau sekolah pinggiran mempunyai output yang bagus, itu baru luar biasa,” urainya.
Seminar itu sendiri diikuti oleh seluruh kepala SD/MI sampai SMA di bawah naungan Ma’arif Jember (ary).
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Ekologi vs Ekstraksi: Beberapa Putusan Munas NU untuk Lindungi Alam
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua