Liga Arab Dukung Upaya Hasilkan Negara Palestina ke PBB
NU Online · Ahad, 29 Mei 2011 | 07:21 WIB
Doha, Qatar, NU Online
Liga Arab, Sabtu waktu setempat, menyatakan organisasi Pan-Arab itu mendukung upaya untuk meminta pengakuan PBB bagi negara Palestina, sebagaimana diusulkan oleh Qatar dalam satu pertemuan bahwa proses perdamaian Timur Tengah dihentikan sampai Israel siap mengatakan pembicaraan.
Dalam satu pertemuan komite pemantau Arab yang dipimpin oleh Qatar, Liga Arab mengatakan dalam satu pernyataan organisasi tersebut mendukung seruan untuk meminta PBB agar Palestina, dengan perbatasan 1967, menjadi negara penuh di organisasi internasional tersebut.<>
Pernyataan Liga Arab itu dikeluarkan segera setelah Presiden Palestina Mahmud Abbas menyampaikan kembali tekadnya untuk meminta pengakuan di badan diplomatik dunia tersebut kecuali Israel memulai perundingan mengenai "masalah dasar".
Qatar mengusulkan dalam pertemuan itu bahwa proses perdamaian Timur Tengah tak perlu dilanjutkan sampai Israel "siap", demikian laporan stasiun televisi Al Jazeera, sebagaimana dikutip AFP, Ahad.
"Kami akan membekukan untuk sementara proses perdamaian sampai ada mitra yang bersedia" dalam perundingan dari pihak Israel, kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassem ath-Thani saat ia membuka pertemuan komite pemantau Arab tersebut.
Pertemuan itu mengkaji perkembangan paling akhir yang berkaitan dengan masalah Palestina setelah satu usul dari Presiden AS Barack Obama guna menyelesaikan sengketa lama tersebut.
Di dalam pidato kebijakan pada 19 Mei, Obama mengeluarkan seruan jelas bagi Israel dan Palestina untuk menggunakan perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967 sebagai dasar bagi pembicaraan guna mencapai penyelesaian konflik itu melalui perundingan.
Kondisi semacam itu meliputi Jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Jordan dan kebanyakan wilayah Arab yang dicaplok Israel, Jerusalem, dengan beberapa penyesuaian dan pertukaran tanah sehingga Israel dapat mempertahankan sebagian blok permukiman.
Obama juga berharap kemajuan mengenai keamanan perbatasan kemudian akan memungkinkan mereka bergerak maju ke arah penyelesaian tentang "masa depan Jerusalem dan nasib pengungsi Palestina".
Perdana Menteri Qatar tersebut juga mengecam keraguan AS yang membuat Washington meninggalkan upaya untuk membuat Israel menanggapi gagasan itu secara positif bagi perdamaian.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menolak usul Obama, dan mengatakan negara Yahudi itu "takkan bisa dipertahankan" kalau kembali ke perbatasan yang ada pada 1967, yang takkan mencakup puluhan permukiman Yahudi.
Ia juga menolak pembagian kota suci Jerusalem. Rakyat Palestina mengingini Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Sheikh Hamad mengatakan pidato Netanyahu membuktikan Israel tak mengingini perdamaian.
Pada Sabtu, Abbas kembali menyampaikan tekadnya untuk pergi ke PBB pada September guna mengupayakan pengakuan bagi negara Palestina.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber : Antara
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua