Lesbumi NU Tegal Gelar Seminar Menguak Kalatida Budaya
NU Online · Ahad, 12 Februari 2012 | 14:16 WIB
Tegal, NU Online
Dalam rangka pembukaan harlah NU ke-86, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU mengadakan kegiatan seminar yang bertema “Menguak Kalatida Budaya Tegal” yang bertempat di Gedung NU Slawi, Sabtu (11/2). Seperti apa?
Pagi itu, ratusan orang warga NU dan beberapa budayawan datang ke Gedung NU Slawi, untuk menghadiri seminar yang menghadirkan tiga orang narasumber, yakni Dr Agus Sunyoto, dosen Universitas Brawijaya Malang, Bambang Purnama yang merupakan keturunan Ki Gede Sebayu dan budayawan asal Tegal, Fauzi Robani.
<>
Seminar yang dimoderatori Okab, memberikan waktunya yang pertama kepada Agus Sunyoto untuk menyampaikan materi dalam seminar tersebut. Agus Sunyoto yang dikenl dengan sejarawan tersebut mengawalinya dengan menyampaikan sejarah kerajan Kalingga sebelum ada kerajaan Mataram yang mempunyai pusat ibukota di bumi Jawa. Ia menceritakan mulai dari Raja Jaya Singa sampai pada raja Kartiyesa Singa yang selalu diserang oleh kerajaan Sriwijaya. Namun Kerajaan Sriwijaya tak pernah menang, yang akhirnya harus pulang, yang memunculkan nama Balapulang.
“Banyak peristiwa yang mennadai sejarah adanya Tegal ini dan sepertinya harus digali lagi,” kata Agus Sunyoto yang juga mantan wartawan Jawa Pos ini.
Ia menjelaskan, Tegal menurut bahasa Kawi artinya adalah dataran yang luas. Dalam masa Penambahan Senopati, muncul Ki Gede Sebayu dari Pajang yang juga ada keturunan dari Majapahit. Ia melanjutkan, salah satu peristiwa yang menandai sejarah Tegal juga, yakni peristiwa tiga daerah, dimana masyarakat pada saat itu memaknai bebas melakukan segalanya (zaman kemerdekaan). Sampai pada saat itu terjadi peristiwa TNI marah, karena masyarakatnya mengarak seseorang saudara ibu Kartini dengan dikalungi kaleng-kaleng bekas. Dalam peristiwa tersebut tidak ada yang memimpin, mereka berjalan dengan sendirinya.
“Masyarakat Tegal atau pesisir ini mempunyai gerakan egaliter. Ia akan menolak yang aristokrasi,” ungkap penulis novel dan artikel di hadapan ratusan peserta.
Peristiwa lain yang terjadi di Tegal ini adalah pembentukan TNI Angkatan Laut (AL), konsep pembentukan TNI AL ini adalah di Tegal, bukan di Surabaya atau manapun. Karenanya hari lahirnya Al tersebut adalah di Tegal. “Cukup banyak sejarah kalau menggali di pantai utara ini,” ujarnya.
Ia juga menceritakan tentang sejarah masuknya Islam di tanah Jawa ini, ketika Cheng Ho datang ke tanah Jawa ini pada tahun 1305 M, yang ditulis oleh juru tulisnya Mahwa, bahwa pada sampai pada tahun 1433, Islam belum dianut secara masal di Indonesia. Dalam catatan Mahwa, lanjut Agus, di pantai utara ini da tiga kelompok penduduk, yakni Cina Muslim, Orang-orang dari barat (Persia dan Arab) serta penduduk pribumi yang semuanya masih kafir.
Tujuh tahun kemudian, baru ada seorang muslim dari Campa yang datang ke tanah Jawa yakni Sunan Ampel sampai mempuyai keturunan, dan itulah wal generasi Walisongo. “Proses Islamisasi itu terjadi pada masa Walisongo, dimana adat istiadatnya tidak lepas dari daerah Campa. Islam berkembang di Indonesia ini bukan dari Arab tetapi dari Campa. Karenanya pengaruh dari Islam Campa ini sangat kuat di Jawa,” ungkapnya.
Agus banyak menceritakan tentang sejarah, tak terkecuali sejarah Tegal. “Munculnya sejarah Tegal sangat panjang, tidak cukup didisikusikan sekali saja,” katanya.
Narasumber kedua, yakni fauzi Robani, dalam paparannya lebih menyoroti tentang Kalatida dan keadaan sekarang. Ia menyampaikanya dengan caranya sebagai budayawan religi, seperti halnya pada saat monolog. “Kalatida muncul itu pada saat nabi Zakaria,” katanya.
Sementara narasumber ketiga, yakni Bambang Purnama, menceritakan tentang telatah tegal yang rentetannya dari kerajaan pada saat adipati Martoloyo. Dan munculnya Ki Gede Sebayu yang membuat bendungan Danawarih dan dijadikan tumenggung.
“Yang membedakan berdirinya Kota Tegal dan Kabupaten Tegal itu adalah hasil kompromi. HUT Kabupaten Tegal adalah adanya pemerintahan pertama kali, sedangkan Kota tegal acuanya adalah pertama kali Ki Gede Sbayu datang ke telatah Tegal,” ungkap Bambang Purnama.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
3
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
Terkini
Lihat Semua