Lebaran Moment Untuk Mempersatukan Kembali Ummat
NU Online · Rabu, 26 November 2003 | 11:01 WIB
Kediri, NU Online
Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki mengatakan bahwa dalam bulan Ramadhan kita harus memperbanyak ibadah untuk memohon ampun atas segala kesalahan yang kita perbuat kepada Allah, sedangkan dalam bulan Syawal atau pada hari raya Idul Fitri, kita memperbanyak silaturrahmi untuk menghilangkan kesalahan dan dosa yang diakibatkan oleh hubungan antar manusia.
“Ini disebabkan kesalahan dengan manusia atau hakkul adami tidak bisa dimintakan maaf kepada Allah kecuali manusia itu sendiri yang memaafkan sehingga moment lebaran ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk saling meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan,” ungkapnya.
Dalam moment inilah seluruh umat Islam saling bersilaturrahmi, saling mengunjungi satu sama lain, dan terutama antar saudara, kerabat, teman dan relasi untuk memintakan maaf atas segala dosa dan kesalahan yang terjadi selama setahun.
<>Untuk kepentingan bertemu dengan keluarga dan sekaligus meminta maaf inilah, jutaan orang mudik ke berbagai daerah setelah mereka bekerja selama setahun penuh di berbagai kota besar. Bagi sebagian anggota masyarakat, mudik merupakan satu perjuangan berat karena keterbatasan sarana yang ada. Mereka harus antri tiket kerata selama berjam-jam dan bertumpuk dalam sesaknya kereta atau berhadapan dengan copet dan calo yang berkeliaran. Namun ini semua dilakukan agar bisa bertemu dengan keluarga di rumah.
Peristiwa besar ini juga telah menggerakkan dunia industri. Berbagai kebutuhan untuk menyertai pelaksanaan lebaran banyak dibeli oleh masyarakat. Pakaian baru merupakan hal yang jamak dibeli oleh masyarakat selain kebutuhan lain seperti jajanan untuk menyambut tamu yang akan datang berkunjung.
Dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi, sarana untuk bersilaturrahmi saat ini semakin mudah, telepon, email, dan SMS menjadi cara baru untuk saling meminta maaf atas sesama.
Salah satu kyai khos tersebut juga mengemukakan bahwa moment ini sangat berguna untuk bertobat kepada Allah, termasuk bagi mereka yang melakukan korupsi yang saat ini sudah sangat membudaya di Indonesia. “Orang korupsi itu adalah kesalahan hakkul adam, ya diselesaikan dengan mengembalikan kepada manusianya,” tambahnya.
Pengasuh pesantren dengan 10 ribu santri tersebut juga mengatakan bahwa lebaran merupakan moment yang sangat tepat untuk mempersatukan kembali umat yang berpecah belah karena perbedaan kepentingannya, namun demikian mereka harus saling menyadari dan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan individu.
Karena keterbatasan waktu untuk saling memaafkan antara teman dan relasi karena saat ini lebaran lebih difokuskan untuk bertemu keluarga dekat maka dikembangkanlah acara halal bi halal yang dilakukan di berbagai kantor atau dalam sebuah komunitas. “Saya setuju sekali dengan lebaran dilanjutkan dengan adanya halal bi halal.” tegasnya.
Namun demikian, sangat disayangkan bila moment untuk mensucikan diri ini malah digunakan untuk melakukan maksiat karena sebagian orang beranggapan Ramadhan telah habis sehingga saat ini dianggap bisa melakukan apa saja yang dulu dilarang dalam bulan Ramadhan.(mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua