Jakarta, NU Online
Momentum Ramadhan yang penuh rahmat dan keberkahan ini, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) kembali menggelar pembinaan da'i muda untuk membina akhlaq dan mensyiarkan aqidah ahlus sunnah wal jama'aah yang benar di tengah-tengah masyarakat. Penanaman aqidah ini penting untuk membangun aspek moral umat yang kian mengalami keterpurukan.
Demikian diungkapkan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) KH Drs AN Nuril Huda, Senin (18/10) di tengah acara, Pengkaderan Muballig dan Muballigot Se Jabotabek, yang diadakan PP LDNU di Gedung Pengurus Besar NU, sejak tanggal 17-23 Oktober 2004.
<>Digelarnya acara ini, disamping untuk meningkatkan kesadaran beribadah juga untuk membangun jiwa juang yang paripurna kepada para da'i dalam menjalankan tugas-tugasnya. Nuril, menjelaskan jiwa yang paripurna harus dimiliki para da'i, karena semangat untuk memberikan ajaran yang baik ditengah-tengah masyarakat harus di dasari ilmu yang baik dan aklhaq yang baik.
Untuk itu, lanjut Nuril materi yang diberikan pada acara pengkaderan yang berlangsung selama seminggu itu akan difokuskan kepada empat persoalan. "Pertama soal Soal aqidah ahlisunnah waljamaah, kedua soal toleransi terhadap perbedaan mazhab, ketiga soal akhlakul karimah dan keempat soal retorika dakwah, yang ditambah dengan materi lain, sebagai perluasan dari empat pokok materi tersebut," ungkap kyai yang sangat mengerti dakwah ini.
Lebih jauh, terkait tema, lanjutnya akan di fokuskan dalam pendidikan kejiwaan yang lebih menyentuh aspek psikologis manusia dibanding aspek pengajaran. "Pengkaderan kali ini, lebih menekankan pada aspek pendidikan kejiwaan ketimbang pengajaran. Karena dengan pendidikan lebih bernuansa pembangunan kesadaran untuk rela berkorban dalam berjuang menegakkan syiar Islam," tegasnya bersemangat.
Mantan anggota komisi IV DPR RI ini menegaskan, muatan materi keagamaan yang diberikan seiring dengan konsep Islam terkait soal perdamaian dunia, rahmatan lil alamin. Ia menolak corak materi keagamaan didasarkan atas semangat kebencian, dengan penganut agama lain. Kebencian dan perasaan permusuhan bertentangan dengan syariat dasar agama Islam. "Dalam tradisi kegamaan di internal NU proses perubahan masyarakat dimulai dari diri sendiri melalui perangkat budi pekerti yang baik," ungkapnya.
Menyangkut hadirnya wadah perkumpulan kepemudaan, yang bercorak keagamaan kerap kali dipenuhi dengan aturan pemahaman keagamaan tersendiri. Tidak jarang organisasi itu memberlakukan setiap anggotanya soal orientasi ideologi kegamaan yang sedikit keras dalam berhadapan dengan orang yang beda agama. Lanjutnya, hal ini akan membingungkan generasi muda yang lain dan tak ayal akan masuk pada satu organisasi yang diklaim sebagai paling benar.
Menjawab soal perlukah mengislamkan mereka yang berbeda agama? Jawabnya, permasalahan ini hanya hak mutlak Allah SWT sementara umat Islam hanya diwajibkan untuk mengajak dan menunjuki jalan yang terbaik untuk menjadi seorang muslim. Dakwah Islam hanya mengarahkan semua manusia kepada jalan yang benar bukan mengislamkan mereka yang beda agama. "Tidak ada kewajiban mengislamkan orang yang beda agama sedangkan dakwah hanya mengajak semua orang untuk perbaiki akhlak manusia kepada yang baik," lanjutnya.
Rencananya, acara tahunan ini akan dihadiri oleh 160 peserta yang berasal dari Jabotabek dan sekitarnya dengan menghadirkan pemateri yang berkualitas. Bulan ramadhan, LDNU juga memadati kegiatan lain, berupa kajian kitab kuning setiap sabtu, buka puasa bersama, shalat taraweh berjamaah dan ditutup dengan pembagian zakat fitrah serta shalat idul fitri di Gedung PBNU.
Ditambahkannya, acara pengkaderan ini sebetulnya ingin di gerakan ke seluruh Indonesia untuk menyebarkan semangat Islam yang damai dan toleran berbasis aqidah ahluss sunnah wal jama'aah, namun karena kekurangan dana acara ini baru bisa di fokuskan di beberapa tempat saja. "Karena dana yang terbatas, akhirnya kami yang datang ke darerah-daerah untuk mengisi acara tersebut," katanya.
Diakuinya mekipun belum ke seluruh Indonesia, Kyai Nuril sudah berkunjung ke Padang, Riau, Jambi bahkan sampai ke Philiphina, Brunai Darussalam, dan yang terakhir satu bulan yang lalu, katanya baru saja ia berkunjung ke Mesir untuk menlakukan studi banding metode dakwah serta mengenalkan islam ala NU yang terkenal Moderat dan toleran itu. "Acara ini juga melibatkan lembaga dakwah yang ada di Muhammadiyah. Ini semua dalam rangka mengenalkan Islam yang Ramah bukan Islam yang Marah, demikian KH Ahmad Nuril Huda. (cih)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua