LDNU Gelar Istighotsah Bersama Mejelis Rasulullah SAW
NU Online · Kamis, 26 Juni 2008 | 02:37 WIB
Istighothah bulanan yang diadakan oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di halaman gedung PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Rabu (25/6) tadi malam, dihadiri oleh Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa.
Ratusan warga Nahdliyin dan jama’ah Majelis Rasulullah SAW secara khidmat membacakan shalawat ‘alan nabiy, memanjatkan doa kepada Allah SWT dengan perantaraan Rasulullah SAW.<>
KH Mustafa Agil Siradj, Wakil Ketua PP LDNU, menyampaikan taushiyahnya bahwa doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT tidak akan diterima tanpa menyebut Nama Muhammad SAW. “Saat menyembah Allah harus ada mahluq bernama Muhammad SAW,” katanya.
Pada saat membaca tahiyat akhir dalam setiap shalat, umat Islam membaca, “assalamualika ayyuhan nabiy”, salam kepada Engkau wahai Nabi. Dijelaskan Kiai Mustafa, pada saat menyebut Nabi dalam shalat diharuskan memakai dlamir mukhatab atau kata ganti orang kedua, yang berarti bahwa pada saat itu Nabi dihadirkan dalam doa.
Begitu pentingnya kehadiran Nabi Muhammad SAW dalam setiap doa. Kiai Mustafa Aqil menyontohkan, dalam tradisi warga Nahdliyyin saat mengadakan ritual aqiqah atau acara syukuran untuk bayi yang baru dilahirkan, keluarga tidak akan mengeluarkan bayi sebelum sampai pada momen mahallul qiyam pada saat Nabi dihadirkan, yakni saat dibacakan, "Salam kepada Engkau wahai Nabi".
Cara itu disebut tawashul kepada Nabi, atau memanjatkan doa dengan perantaraan Rasulullah SAW. "Demikianlah apa yang telah diajarkan oleh para ulama pendahulu kita, dan amaliyah ini ditransformasikan kepada umat melalui organisasi Nahdlatul Ulama," kata Kiai Mustafa Agil.
Sementara itu Al-Habib Munzir dalam taushiyahnya juga memompa semangat para jamaah untuk mengikuti apapun yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan mengikuti apapun yang telah dikatakan, diperbuat atau diikrarkan oleh Nabi, maka umat Islam akan semakin dekat dengan Sang Pencinpta.
“Beliaulah yang akan memberikan syafaat kepada umat di hari kiamat. Meski 1000 tahun orang berada di neraka, asal tidak berbuat syirik, ia akan tetap mencium wanginya surga. Maka Allah tidak akan memerintahkan untuk memuliakan mahluk melebihi apa yang diperintahkan kepada kita untuk memuliakan Rasulullah SAW.” katanya.
Istighotsah dan pembacaan doa tadi malam dipimpin oleh KH Ahmad Sadid Djauhari, Dr. KH Abdullah Nur, Dr. KH Abu Na’im Khofifi, dan Ketua PP LDNU KH A Nuril Huda. Acara berlangsung hingga pukul 23.00 WIB. (nam)
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua