Warta

LAZISNU Gelar Pesantren Ramadhan Anak Jalanan

NU Online  ·  Jumat, 26 Agustus 2011 | 09:03 WIB

Jakarta, NU Online
Sebanyak 700 anak jalanan dan dhuafa mengikuti pesantren kilat (sanlat) Ramadhan yang diselengarakan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) bekerja sama dengan Yayasan Nanda Dian Nusantara, di lingkungan Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sejak tanggal 17 sampai dengan 21 Agustus lalu.
<>
Menurut Ketua Pelaksana, Roestin Ilyas, kegiatan pesantren anak jalanan ini sudah berjalan selama tiga belas tahun dan ini yang ke-14 kalinya. Kegiatan sanlat yang diselenggarakan setiap tahun itu bertujuan untuk menyampaikan ajaran Islam kepada mereka yang selama ini terpinggirkan bahkan terlupakan. Mereka adalah masyarakat yang tinggal di kolong-kolong jembatan, komunitas pemulung, terminal, stasiun dan tempat-tempat kumuh lainnya.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengangkat status sosial mereka dengan memberikan pemahaman keagamaan dan pengetahuan umum lainnya agar mereka juga memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan agama. Selain itu, mereka juga rentan terhadap pemurtadan karena selain dhuafa juga lemah imannya, “ ujar Roestin Ilyas, Ketua Pelaksana yang juga Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara.

Senada dengan Roestin Ilyas, Ketua PP LAZISNU KH Masyhuri Malik menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program Lazisnu yang bersinergi dengan Yayasan Nanda Dian Nusantara. Lazisnu memandang bahwa distribusi zakat, infaq dan shodaqoh itu ada hak bagi anak-anak jalanan dan dhuafa. Bentuk bantuan tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga berupa pembinaan dan pendidikan melalui pesantren kilat.

“Kegiatan pesantren kilat anak jalanan ini bertujuan agar dapat mengangkat martabat mereka dari lingkungan yang selama ini terasing bahkan diasingkan masyarakat ke lingkungan yang baik yang sebenarnya menjadi hak mereka. Mereka punya hak beragama, berpendidikan dan bergaul di lingkungan yang baik, “ tegas Kiai Masyhuri Malik.

Pembukaan kegiatan pesantren anak jalanan yang bertajuk “Damainya Islam Indahnya Ramadhan” ini  dilakukan di lapangan halaman parkir Masjid At-Tin, TMII Jakarta Timur (17/8). Acara pesantren kilat dibuka oleh Titiek Soeharto yang didahului dengan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh para relawan pendamping dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Atas nama Keluarga Besar Masjid At-Tin, saya mengucapkan selamat mengikuti pesantren kilat kepada anak-anak jalanan. Masjid At-Tin membuka pintu seluas-luasnya untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan dakwah sosial di masjid ini. Saya juga salut kepada teman-teman dari Yayasan Nanda Dian Nusantara dan Lazisnu, di bulan Ramadhan ini bisa melaksanakan kegiatan seperti ini, “ ujar Titiek Soeharto.

Kepada anak-anak jalanan, Titiek Soeharto berpesan agar mengikuti pesantren kilat Ramadhan ini dengan baik agar mereka dapat merubah nasib menjadi anak-anak yang sukses sesuai dengan cita-citanya dan menjadi anak yang sholeh dan berakhlak mulia.

Hadir dalam acara pembukaan pesantren Ramadhan tersebut, mantan Menteri Agama RI, H. Maftuh Basuni beserta ibu, Ketua PP LAZISNU KH Masyhuri Malik, Direktur LAZISNU Amir Ma’ruf, wakil Kementerian Sosial RI Harry Hikmat, Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara Roestin Ilyas, pengusaha Dewi Motik Pramono, penyanyi Titiek Puspa, dan pendongeng Kak Kusumo serta para tamu undangan lainnya.

Acara pembukaan juga dihadiri rombongan Pildacil program salah satu stasiun televisi nasional, antara lain Shela dari Surabaya, Rahis, Acep dari Jawa Barat, Nano dari Papua dan lain-lainnya. Mereka secara bergiliran tampil memberikan ceramah di hadapan peserta pesantren anak jalanan.

Acara pembukaan dimeriahkan oleh penyanyi Titiek Puspa dan pendongeng Kak Kusumo. Para peserta anak jalanan yang biasa ngamen di jalanan ini merasa sangat terhibur dengan menyanyi bersama-sama riang gembira.

Usai acara pembukaan, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri 10 orang peserta, di bawah bimbingan dan binaan seorang pendamping selama pesantren kilat berlangsung. Setiap kelompok mendapatkan bimbingan keagamaan seperti cara berwudlu, cara shalat dan praktek shalat berjamaah, serta keimanan. Selain itu, mereka juga diberikan motivasi untuk mengembangan bakatnya masing-masing. Seperti bernyanyi, bermain musik, menulis karangan dan kreatifitas seni serta olah raga.

“Saya senang sekali ikut pesantren kilat ini. Kakak-kakak pendampingnya baik-baik, bisa dapat teman banyak. Temen-temennya juga baik-baik. Di sini tempatnya lebih baik dari pada di pasar, “ kata Akbar (13) yang berasal dari Tempat Penampungan Anak (TPA) Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Redaktur: Mukafi Niam