Warta RAKERNAS IPNU DI PONTIANAK

Launching Beasiswa PINTAR, sampai 'Deadlock' Pembahasan Modul Kaderisasi

NU Online  ·  Senin, 9 Agustus 2010 | 01:38 WIB

Jakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) telah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 29 Juli-1 Agustus 2010 di Pontianak. Acara ini dimaksudkan sebagai ajang konsolidasi, penataan organisasi kelembagaan internal, pemantapan gerakan IPNU yang terumuskan dalam Rancangan Aksi Nasional (RAN) serta Rancangan Aksi Wilayah (RAW) IPNU.

Di Rakernas ini  juga membahas berbagai persoalan pelik yang tengah melanda bangsa Indonesia saat ini termasuk penangkalan Radikalisme di tingkat pelajar. Demikian dalam rilis pers PP IPNU terkait pelaksanaan Rakernas tersebut.<>

Rakernas IPNU yang dibuka secara resmi di Balai Petitih Gubernuran Kalimantan Barat oleh Wakil Gubernur Kalbar, Christiandi mewakili Gubernur Kalbar juga dihadiri oleh bapak Drs. H. Slamet Effendy Yusuf mewakili PBNU dan Prof. Saryono (Dirjend Dikdasmen Kemendiknas RI) sebagai keynote speaker dalam Pembukaan kegiatan tersebut. Rangkaian kegiatan ini kemudian difokuskan di Hotel Gajah  Mada, Pontianak.

Beberapa pembicara yang hadir dalam seminar sebagai rangkaian Rakernas IPNU dengan tema utama “Meneguhkan Nasionalisme dengan Pemeratan Pendidikan” yaitu Drs. Hilmy Muhammadiyah (Ketua PBNU/Ketua Umum MA IPNU), Drs. H. M. Zeet Ashovie, MTM (Ketua PWNU Kalbar), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi, mantan ketua umum PP IPNU), Drs. H. Ridwansyah (Kanwil Depag Kalbar), H. Abdul Hamid Wahid, M. Ag. (Komisi X DPR RI), Saifullah Tamlicha (Komisi X DPR RI) dan Paryadi, S. Hum (Wakil Walikota Pontianak, mantan ketua PW IPNU Kalbar).

Sementara, dari sekian program yang diputuskan dalam Rakernas ini, yang menarik adalah program yang akan dijalankan PP IPNU pasca rakernas ini yaitu Program Beasiswa PINTAR (Pelajar Indonesia Tangguh dan Relijius) yang menjadi program unggulan PP. IPNU kali ini. Beasiswa ini nantinya akan diberikan kepada kader-kader terbaik IPNU se-Indonesia khususnya yang berada di lingkungan sekolah, baik SMA maupun SMP. Kader-kader IPNU tersebut akan mendapatkan beasiswa sebesar 3 juta setahun.

“Tujuan dari beasiswa ini tentu selain merengakul kader-kader terbaik, juga sebagai upaya nyata IPNU dalam menyukseskan penyelenggaraan layanan pendidikan di Indonesia ini,” kata Ahmad Syauqi Ketua Umum IPNU.

Sementara dalam Rapat Kerja seperti biasa tentu terdapat sidang-sidang komisi. Sidang komisi dibagi menjadi empat yakni Kaderisasi, Organisasi, Rekomendasi dan Rencana Aksi Nasional (RAN) dan Rancangan Aksi Wilayah (RAW), dan Rakornas Corp Brigade Pembangunan (CBP).

Hasilnya, IPNU merombak sekitar hampir 60 persen peraturan organisasinya. Keputusan ini menjadi mendesak untuk diambil karena IPNU merasa perlu merevitalisasi IPNU agar sesuai konteks zaman yang berkembang sekarang. Selain itu, IPNU juga menguatkan kembali basis kekuatan kaderisasi dengan kembali melibat-aktifkan Corp Brigade Pembangunan (CBP) sebuah lembaga di bawah IPNU yang menangani perihal kepanduan, kepeloporan dan aksi lapangan di tingkat pelajar .

Meski terkesan lancar, ternyata kegiatan rakernas ini masih sedikit diwarnai ketegangan ketika sidang Komisi Bidang Kaderisasi terkait pembahasan Modul Kaderisasi. Sidang Komisi hampir menemui deadlock ketika pembahasan perubahan nama numenklatur jenjang kaderisasi pada IPNU. Namun, berkat sikap profesionalitas peserta sidang sekalipun draft materi sidang tidak disetujui secara menyeluruh, Komisi ini bukan tanpa hasil.

Selain kesepakatan tentang perubahan paradigma pengkaderan dari “Pelatihan” menjadi “Pendidikan”, juga menghasilkan rekomendasi yang menjadi ujung dari sidang yang berlangsung alot tersebut adalah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Kaderisasi yang kelak akan diselenggarakan untuk kembali membahas secara lebih serius materi kaderisasi.

Akhirnya, rangkaian rakernas ini ditutup dengan ramah tamah di rumah dinas Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, S Hum. Secara resmi, acara pun ditutup oleh beliau.

Banyak hal yang dihasilkan dari Rakernas kali ini. Tetapi, tentu yang penting adalah implementasi dari setiap keputusan tersebut. Menurut Khairul Anam Sekjend PP IPNU, tugas IPNU sekarang adalah meyakinkan pada masyarakat bahwa dunia pelajar adalah persoalan yang memerlukan keutuhan, totalitas, kesungguhan dan komitmen.

“Pelajar Indonesia menanti tindakan riil IPNU selaku salah satu organisasi besar pelajar yang menangani mereka. Jangan sampai keputusan yang sayup merdu sejuk terdengar itu terbengkalai dalam kenyataan,” tambahnya. (sam)