Warta PENGUKURAN KIBLAT

Lajnah Falakiyah PBNU: Tak Perlu Bongkar Masjid, Cukup Diluruskan Arah Kiblatnya

NU Online  ·  Selasa, 15 Juni 2010 | 00:10 WIB

Jakarta, NU Online
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau umat Islam untuk tidak bimbang dengan persoalan arah kiblat yang baru-baru ini menjadi polemik di sejumlah media massa.

Beberapa masjid atau musholla yang telah diukur kembali dan ternyata tidak tepat arah kiblatnya tidak perlu dibongkar. Pengurus masjid atau musholla cukup membuat garis yang pas menghadap ke kiblat untuk kesempurnaan shalat.<>

”Tidak perlu membongkar masjid segala, cukup dengan neluruskan arah kiblat di dalam masjidnya saja,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri kepada NU Online di Jakarta, Senin (14/6).

Menurutnya, masjid atau mushola yang tidak menghadap kiblat hanya disebabkan karena tidak tepatnya pengukuran arah pada saat masjid dibangun atau memang tidak diukur.

”Menurut kami isu pergeseran arah kiblat itu masih perlu dibuktikan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Jadi kesalahan arah kiblat hanya disebabkan kesalahan pengukuran saja,” kata Kiai Ghazalie.

Menurutnya, pengukuran kembali arah kiblat sangat mudah dilakukan karena saat ini telah didukung oleh kecanggian teknologi. Selain itu sudah banyak para ahli falak di kalangan umat Islam yang pasti akan membantu dalam melakukan pengukuran ini.

Ada juga cara pengukuran yang sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang, yakni dengan cara menunggu saat-saat terjadi roshdul qiblat, dimana saat itu matahari tepat berada di atas Ka’bah sehingga semua benda yang berdiri tegak bayangannya akan menghadap ke arah kiblat.

Pada saat terjadi roshdul qiblat pada hari Jum’at, 28 Mei 2010 jam 16.17 WIB lalu, Lajnah Falakiyah PBNU telah mengimbau umat Islam untuk memanfaatkan momentum roshdul qiblat itu dengan mempelopori Gerakan Peduli Roshdul Qiblat untuk mengoreksi arah qiblat di tempat masing-masing.

”Banyak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, yakni meluruskan arah kiblat di rumahnya masing-masing. Ada yang untuk kepentingan lembaga, seperti masjid dan musholla. Hasilnya banyak yang masjidnya sudah tepat menghadap kiblat, namun sebagian tidak tepat dan sekarang sudah diluruskan,” kata Kiai Ghazalie. (nam)