Warta

Lagi, Pemikiran Kiai Muchit Dijadikan Buku

NU Online  ·  Ahad, 1 Agustus 2010 | 12:39 WIB

Jember, NU Online
KH Muchit Muzadi (Mbah Muchit) bukan hanya tokoh NU, tapi juga guru bangsa yang patut menjadi panutan. Dengan pengetahuannya yang luas soal sejarah NU dan perjalanan bangsa ini, Mbah Muchit kerap menjadi referensi sejumlah pemikrian, terutama terkait dengan persoalan ke-Indonesia-an dan ke-NU-an. Tidak hanya itu, Mbah Muchit juga merupakan sosok yang bersahaja dan demokratis.

Hal tersebut diungkapkan Prof DR Ayu Sutarto MA saat peluncuran bukunya berjudul “Indonesia di Mata Seorang Kiai NU” di aula Fakultas Satra Universitas Jember, Ahad (1/8).<>

Menurut Ayu, meski zamam berubah ratusan kali, tapi Mbah Muchit tetap dengan ciri khasnya; sederhana tapi juga mempunyai pandangan yang begitu luas. “Beliaulah yang mengajarkan saya demokrasi dan kesederhanaan,” tukas anggota Tetap Majelis Satra Asia-Tenggara itu.

Sekedar diketahui, sampai saat ini Dosen Universitas Jember itu, sudah menelorkan dua buah buku yang sumbernya berasal dari pemikiran Mbah Muchit. Buku yang pertama berjudul "Menjadi NU, menjadi Indonesia”. Bagi Ayu, Mbah Muchit adalah sumber asprirasi yang tiada habisnya terkait degnan keindonesia-an dan ke-NU-an.

Sementara itu, Mbah Muchit menyatakan bangga kepada Ayu karena sumbanganya kepada generasi muda NU cukup punya makna. Suatu pemikirian, katanya, jika tidak ditulis dalam kertas sulit disampaikan kepada orang lain. “Semoga saya tidak gede rumongso ya,” katanya.

Menyinggung soal buku yang diluncurkan tersebut, Mbah Muchit mengatakan, pandangan dirinya tentang Indonesia, sama dengan pandangan orang-orang kampung. “Cuma karena pandangan saya ditulis oleh Pak Ayu, maka lain jadinya,” gurau Mbah Muchit.

Selain buku tersebut, diluncurkan juga dua karya Ayu yang lain, yaitu Kamus Budaya dan Religi Using dan Perjalanan hati seorang lelaki. (ary)