Cirebon,NU Online Kesehatan KH. Abdullah Abbas, sesepeuh NU Jabar, mulai pulih setelah terbaring sakit di RSU Cirebon selama sepekan. Jumat pagi 25 April 2003, tokoh panutan NU yang telah berusia 81 tahun itu menerima dengan hangat kunjungan Ketua Umum PBNU H.A. Hasyim Muzadi bersama Wakil Sekjen PBNU H. Masduki Baidlawi di kediamannya di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon. Mbah Dullah – demikian panggilan akrab tokoh perjuangan Kemerdekaan RI itu – tak lupa berpesan: “Rawat dan jagalah NU dengan baik. Saya sudah tua, tak bisa lagi optimal berkiprah di NU,” ujarnya setengah terbata-bata. Hasyim Muzadi menganggukkan kepala, seraya berujar: “Inggih kyai, PBNU akan merawat dan akan menjaga NU. Kini kami sedang berkonsentrasi menata organisasi NU di luar Jawa.” Pesantren Buntet merupakan salah-satu sokoguru NU di Jabar. Inilah salah-satu pesantren terbesar di Jabar yang mempunyai akar kuat di kalangan masyarakat. Setiap acara haul di pesantren Buntet, ratusan ribu orang berkunjung ke sana, melakukan doa bersama serta mendengar wejangan-wejangan dari para ulama.
Pada kesempatan kunjungan Jum’at lalu itu, Hasyim Muzadi didaulat agar menyampaikan taushiyah pada para santri serta ratusan jemaah Jum’at di masjid yang terletak di tengah-tengah arena pesantren Buntet. Isi utama dari taushiyah itu, antara lain, adalah kegiatan NU yang tengah mengembangkan empat prinsip ukhuwah. Pertama, ukhuwah nahdliyyah yang mesti dijalin kembali setelah koyak-moyak akibat friksi yang terjadi antar sesama warga NU karena perbedaan kepentingan dalam partai politik. Kedua, ukhuwah Islamiyah yang berintikan saling memberikan saling pengertian dan kesepahaman antar sesama umat Islam yang begitu beragam kepentingannya, serta keanekaragaman segmen perjuangan dengan strategi dan taktik yang berbeda pula. Ketiga, ukhuwah Wathaniyah yakni upaya NU yang terus-menerus tanpa mengenal lelah bersama elemen –elemen bangsa yang lain menjaga agar NKRI tidak sampai pecah akibat biasnya reformasi politik yang tengah berjalan sekarang ini. “Dalam hal ini PBNU bersama komponen bangsa yang lain telah membentuk Gerakan moral Nasional,” kata Hasyim Muzadi.
<>Terakhir, adalah ukhuwah insaniyah atau menjaga martabat kemanusiaan lewat berbagai gerakan baik yang berskala nasional, regional ataupun internasional. Pandangan NU sebagai Islam moderat di Asia Tenggara, dan secara kuantitatif merupakan jumlah umat Islam terbesar di dunia, adalah fakta yang telah menjadi alternatif bagi gerakan Islam internasional. Sebab, selama ini pelbagai kalangan hanya mengenal Islam model Timur Tengah yang sudah terbiasa diopinikan oleh pihak Barat sebagai Islam yang radikal. “Nah, pandangan NU seperti inilah yang melatarbelakangi mengapa PBNU lantas acap diundang untuk berkunjung ke luar negeri,” tambah Hasyim Muzadi.
Usai berkunjung ke pesantren Buntet, Ketua Umum PBNU memberikan pengarahan pada seminar tentang gender yang diselenggarakan oleh Fatayah NU pusat, di Hotel Kharisma Cirebon. Seminar sehari itu dilaksanakan dalam rangka menyongsong Harlah Fatayat NU yang dipusatkan di kota Cirebon.
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
3
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
4
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
5
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
6
Alokasi 44 Persen Anggaran Pendidikan untuk MBG Tuai Kritik, Disebut sebagai Kesalahan Besar Pemerintah
Terkini
Lihat Semua