Warta

Kunci Kemajuan Tergantung pada Peningkatan SDM

NU Online  ·  Sabtu, 7 Agustus 2004 | 08:58 WIB

Jakarta, NU Online
Pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) dengan memberikan fokus pada integrasi kependudukan dalam pembangunan merupakan faktor kunci pada peningkatan kualitas SDM, agar mampu bersaing di era global meskipun dengan negera tetangga, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan lain sebagainya.

Hal tersebut merupakan salah satu kesimpulan yang diperoleh dari Seminar nasional kependudukan dan kongres kIkatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) ke VIII di Yogjakarta.

<>

Para pemakalah yang hadir dalam acara tersebut meliputi prof. Dr. Priyono Tjiptoherijanto, Dr. Sri Adiningsih, Dr. Sri Harjati Hatmadji, Dr. siswanto A.W. sebagai pembahas antara lain Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi dan rektor Undik Prof. Dr. Eko Budiardjo dan Dr. Bomar Pasaribu.

Dalam konteks tersebut, diperlukan suatu sistem pembangunan yang terencana dan berkelanjutan dengan meletakkan integrasi kependudukan dan pembangunan disertai asasnya, sejalan dengan amanat konferensi kependudukan dan pembangunan (ICPD).

Cara yang paling strategis untuk melaksanakan hal tersebut adalah dengan memperkuat komitmen untuk melakukan investasi kepada manusia (human investmen) untuk meningkatkan kualitas manusia.

Pada tingkat praktis, ada tiga sektor yang perlu memperoleh perhatian, yaitu meningkatkan daya beli, memberikan akses memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan dengan mendasarkan pada prinsip right base approach dan kesetaraan gender.

Ada tiga isu pokok yang saat ini tengah dialami bangsa Indonesia, yaitu globalisasi, krisis ekonomi yang berkelanjutan disertai dengan krisis multidimensi, dan desentralisasi. Ketiganya telah melahirkan beberapa permasalahan penting. Permasalahan yang mendesak adalah dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan ketiga isu tersebut, yaitu pengangguran dan kemiskinan.

Dipihak lain, permasalahan yang sejak lama belum juga terselesaikan adalah rendahnya kualitas manusia, sehingga akan menjadi hambatan tersendiri untuk menghadapi persaingan di era global.

Sampai dengan saat ini, masalah gender diperparah oleh kemiskinan, karena ketika krisis ekonomi berlangsung, perempunlah yang menjadi korban pertama. Oleh karena itu, masalah gender dan kemiskinan merupakan masalah krusial yang harus segera dipecahkan secara komprehensif.

Kongres ke VIII tersebut mengangkat kembali HM Rozy Munir SE. MSc sebagai ketua umum periode 2004-2007. Jabatan Sekretaris dipegang oleh Drs. Dibyo Alimoesa MAPenasehat yang diangkat adalah Prof. Dr. Widjoyo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Kartomo Wirosuhardjo, Prof. Dr. Sofian Effendy dan beberapa nama lainnya.(mkf)