Kualitas Kongres ke-14 Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya Jawa Timur dinilai jauh menurun dibanding dua Kongres Ansor sebelumnya. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi kepemimpinan Ansor ke depan sehingga kongres dapat menghasilkan keputusan yang maksimal.
Penilaian itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Baktaruddin, di sela-sela sidang pleno Kongres Ansor, Ahad (15/1). Menurut Baktaruddin, dirinya telah mengikuti Kongres Ansor ke-12 tahun 2000 di Boyolali Jawa Tengah dan Kongres ke-13 di Pondok Gede Jakarta. Berbeda dengan kedua kongres Ansor terdahulu tersebut, kongres kali ini tidak berlangsung sebagaimana layaknya.<>
Baktaruddin mencontohkan, penilaian itu dilihat dari kelengkapan administratif. “Peserta tidak diberikan kelengkapan blocknote, pulpen, jadwal acara diberikan pada H+2 dan pelaksanaan jadwal pun ada yang bolak balik,” kata Baktaruddin menambahkan.
Kurangnya pelayanan tersebut bisa saja akibat panitia yang kelelahan dalam mempersiapkan Kongres ini. Karena pengunduran Kongres yang berulang kali sehingga membuat panitia makin kurang bersemangat. “Setidaknya, pengunduran kongres sejak pertama kali Juli 2010, diundur Oktober, Desember, hingga 7 Januari 2011. Namun dalam kenyataan kongres dibuka 13 Januari 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Bahkan pada atribut Kongres Ansor seperti tas dan ID Card, masih tercantum Surabaya 2010. Biasanya, kegiatan Kongres atau semacam ini harus dilengkapi.
Selain itu, nuansa politis dalam arena Kongres ke 14 ini sangat kental. Hal ini disebabkan para kandidat didominasi elit senayan (DPR RI) dari beberapa partai politik. Gambaran ini pun terlihat dari banyaknya ketua partai di Propinsi Jawa Timur yang turun memback up kandidat untuk meraih kemenangan salah seorang kandidat.
Kondisi ini tentu mengkuatirkan. Karena jika terpilih ketua umum Ansor yang diusung oleh kekuatan partai politik tertentu, ada kecenderungan lebih manut ke ketua partainya, ketimbang ke PBNU sebagai induk organisasi Ansor.
“Namun kita (Ansor) tidak membatasi hak kandidat untuk meraih kemenangan memperebutkan posisi ketua umum PP GP Ansor. Hanya saja jangan sampai Ansor diseret oleh kepentingan politik tertentu sebagai background dari kandidat yang menang,” kata Baktaruddin. (arm)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
3
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
Terkini
Lihat Semua