Kontroversi Film PBS Peringatan bagi Para Sineas Agar Berhati-hati
NU Online · Kamis, 12 Februari 2009 | 22:02 WIB
Kontroversi film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) merupakan peringatan para sineas di Tanah Air agar berhati-hati jika film yang dibuat berkaitan dengan masalah antropologi atau sosiologi. Jika tidak, maka yang terjadi justru tidak sesuai dengan kenyataan.
Demikian dikatakan Hamzah Sahal, Asisten Manajer Kajian Agama dan Kebudayaan pada Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) dalam perbincangan dengan NU Online di Jakarta, Kamis (12/2).<>
”Saya berpesan kepada para filmmaker supaya hati-hati, terutama jika pengin menyentuh masalah-masalah serius tentang antropologi, sosiologi dan lain-lain. Harus jeli betul. Dalam PBS, menulis Arab: ’Al-Huda’ saja, Hanung masih salah, kok. Gimana mau bercerita Islam dan pesantren?” ujar Hamzah.
Hal demikian, menurut Hamzah, tidak dilakukan sang Sutradara, Hanung Bramantyo. Sebab, Hanung tidak berhati-hati saat mengadopsi novel berjudul serupa ke dalam film PBS. Akibatnya, film garapannya dianggap tidak sesuai kenyataan.
”Terlepas dari setuju atau tidak, Hanung berhak bilang bahwa fakta pesantren memang demikian. Tapi, boleh kan jika orang bertanya, dari mana data itu? Apa tujuannya, mengungkapkan data? Kritik membangunkah?” gugatnya.
Namun demikian, ia mengaku tidak setuju jika film tersebut ditarik dari peredaran. ”Tak setuju saya bila film itu ditarik. Biar sejarah yang membuktikan mutu film itu,” pungkasnya. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
Terkini
Lihat Semua