Bogor, NU Online
Kongres XV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Cipayung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) Jum'at (27/5), yang diikuti lebih dari 2.000 peserta dari seluruh Indonesia, tampak sepi. Hal ini tampak dari sedikitnya para alumni PMII yang hadir.
Selain itu, acara yang yang semula bakal dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau minimal seorang menteri, akhirnya hanya dibuka oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Nu’man Abdul Hakim, yang juga mantan Ketua Koordinator Cabang PMII Jabar.
Dari arena kongres, respons yang kurang marak itu kian diperkuat dengan tidak hadirnya mantan aktivis PMII yang kini sudah menjadi pejabat, baik di eksekutif maupun legislatif. Padahal, pada Jumat pagi, Rahmat Imron Hidayat, Ketua Panitia Daerah Kongres XV PMII yang menjelaskan bahwa pihaknya terus melobi agar Menpora, Adhyaksa Dault dapat membukanya mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam agenda awal, sebelum akhirnya Kepala Negara melawat ke luar negeri, pembukaan akan dilakukan Presiden dan yang menutup kongres adalah Wapres Jusuf Kalla. Namun semua susunan acara berubah, karena kurangnya koordinasi.
Diantara mantan aktivis PMII yang sudah menjadi tokoh seperti Menteri Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, Wakil Ketua DPR-RI, Muhaimin Iskandar, anggota DPR, Slamet Effendi Yusuf, Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah, Menteri Agama, Maftuh Basuni, anggota DPR-RI, Ali Masykur Musa, Endin J Soefihara, dan mantan Ketua Umum PB PMII yang paling baru pun, yakni Nusron Wahid, semuanya tidak tampak pada saat pembukaan.
Selain Wagub Jabar, Nu’man Abdul Hakim, beberapa tokoh yang hadir pada pembukaan hanyalah Ketua Forum Komunikasi dan Silaturrahmi Alumni (Foksika) PMII, KH Ahmad Bagdja, yang juga Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU), KH Nuril Huda, salah satu pendiri PMII, serta "orang luar" PMII, yang merupakan satu-satunya wakil unsur partai politik (Parpol), yakni Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan dan mantan Ketua Umum PB PMII Saeful Bahri Ansori. Kehadiran Sekjen PAN pada Kongres XV PMII itu mendapat apresiasi khusus dari Wagub Jabar dan juga Ketua Foksika, Ahmad Bagdja.
Salah satu mantan aktivis PMII, yakni Ahmad Fahir, S.Ag, yang hadir menilai bahwa ketidakhadiran tokoh-tokoh PMII tersebut menunjukkan Kongres XV di Cipayung-Bogor itu "mengalami kemunduran"."Terlepas dari penilaian kehadiran pejabat tidak penting, namun forum selevel kongres adalah yang tertinggi, dan tokoh-tokoh yang tidak hadir itu adalah aktivis dan keluarga besar PMII pada massanya, ini yang punya makna," kata mantan Ketua Pengurus Cabang PMII Bogor itu.
Menurut dia, fenomena itu sangat mungkin merupakan indikasi bahwa Pengurus PB PMII periode saat ini, yang Ketua Umumnya adalah A Malik Haramain, laporan pertanggungjawaban (LPJ)-nya akan ditolak. "Asumsi saya, dengan kondisi seperti ini bisa jadi LPJ-nya akan ditolak," katanya.
Dari pantauan di arena kongres, suasana "hangat" mulai terasa ketika di awal-awal acara, khususnya ketika Ketua Umum PB PMII, A Malik Haramain sedang memberikan sambutan, dari arah belakang terdengar teriakan "tolak...tolak...tolak!". Sedangkan di luar arena kongres hanya terlihat satu karangan bunga dari ketua KNPI, Idrus Marham. Hal ini tidak lazim dalam acara kongres yang biasanya di penuhi karangan bunga ucapan selamat dari para alumni dan instansi.
Sementara itu, di arena luar kongres di Kompleks Wisma Jaya Raya, Cipayung-Puncak, Kabupaten Bogor, beberapa utusan kongres melakukan orasi-orasi.Kongres XV PMII tersebut akan berlangsung hingga hari Selasa (31/5), yang sekaligus akan ada pemilihan Ketua Umum PB PMII yang baru.
Setelah acara di tutup, terlihat para aktivis dari berbagai daerah melakukan orasi. Namun orasi tersebut bukan menyuarakan problem PMII tapi menyoroti masalah penceraman di teluk Buyat. Aktivis yang berasal dari Sulut-Go (Sulawesi Utara dan Gorontalo) itu pun kemudian menggelar happening Art dan pameran photo korban pencemaran di teluk Buyat.(cih)
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
5
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua