Kongres XIV PMII, “Merangkai Republik Yang Terkoyak”
NU Online · Rabu, 9 April 2003 | 13:58 WIB
Jakarta. NU.Online. Sebuah Konstruksi pemikiran tentang Visi Kepemimpinan dan demokratisasi menjadi sebuah tema besar yang akan diusung oleh PMII dalam merumuskan sebuah tatanan Indonesia baru. Indonesia yang carut marut ini membutuhkan energi besar untuk bisa keluar dari lingkaran krisis ini dan pilihan tema “Visi Kepemimpinan Indonesia : Merangkai Republik yang Terkoyak” adalah sebuah upaya PMII untuk untuk mencari pemahaman dan menjelaskan keadaan tersebut. Disinilah pentingnya para kaum muda mahasiswa untuk merenungkan ulang dan memperbincangkan kembali visi kepemimpinan Indonesia yang dicita-citakan yaitu visi bersama tentang masa depan bangsa yang demokratis, humanis dan egaliter.
Menurut Ketua umum PMII, Nusron Wahid dalam siaran persnya (9/4/03) di mengatakan ”PMII sebagai organisasi mahasiswa yang konsen terhadap perjuangan menegakkan demokrasi tidak memiliki pilihan lain, kecuali menyelamatkan demokratisasi secara sistemik dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Pilihan untuk menyelamatkan perjuangan demokrasi, berarti harus berjuang secara utuh dan bersama-sama untuk menyelamatkan transisi demokrasi, karena itu dalam momentum kongres ini yang ‘urgen’ adalah bagaimana PMII sebagai komponen pemuda mencari solusi dalam kepemimpinan republik ini, mencari dan mengawal format kepemimpinan yang demokratis”.tegasnya
Pasca jatuhnya Rezim Orde Baru gerakan Mahasiswa nampaknya kurang mendapatkan momentum optimal. Gerakan mahasiswa dan gerakan sosial dalam hal ini kurang dapat menemukan artikulasinya dalam proses demokratisasi. Keruntuhan piramida kekuasaan orde baru dan tak jelasnya arah reformasi politik kontemporer ikut menyebabkan adanya fragmentasi dan afiliasi politik mahasiswa. Mahasiswa terseret dalam kepentingan politik dari kekuatan yang sedang bertarung, sehingga ada yang menaruh kecurigaan gerakan mahasiswa cenderung bersifat instrumental terhadap kepentingan dari kekuatan politik tertentu. Kenyataan ini direspon oleh PMII sebagai sebuah wacana dan arah perjuangan serta pilihan sikap dalam kerangka demokrasi. Momentum kongres yang sepekan lagi diselenggarakan di Kutai Kaltim adalah bagian dari proses penyikapan itu.
Ketika dikonfirmasi apakah Presiden Megawati Soekarno Putri akan diundang di arena kongres, dia menyatakan “Bahwa setiap orang yang merasa dirinya sebagai seorang pemimpin akan diundang -- baik legisltaif, eksekutif, pimpinan media, pimpinan parpol, LSM, buruh dan sebagainya. Dari PDI-P telah conform ada yang akan datang dalam kongres. Mereka akan dimintai masukan tentang visi kepemimpinannya yg selanjutnya akan dibuat acuan dan rekomendasi kongres untuk format kepemimpinan nasional kedepan” imbuh Nusron.
Masalah siapa figure yang pantas untuk menjadi pemimpin kedepan, secara diplomatis ia menjawab, “PMII tidak tergantung oleh figure dalam kepemimpinan nasional, tetapi lebih menitik beratkan pada visi yang dibawanya untuk mengelola Indonesia agar bisa keluar dari krisis multidimensi, mampu untuk melakukan rekonsiliasi nasional, stabilisasi politik dan ekonomi dan visi demokratisasinya jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat”.
Ditanya tentang agenda apa saja yang akan diusung di kongres kali ini, “Secara umum yaitu suksesi kepemimpinan, penataan internal organisasi, pencarian paradigma gerakan, teologi Aswaja dan salah satu agenda yang mungkin akan dibicarakan adalah menghidupkan kembali Korpri (korps PMII putri) yang sempat di “tidurkan” di kongres Medan dan bermetamorfosis menjadi lembaga Gender.
Mengenai kemungkinan siapa yang akan membuka kongres kali ini, secara diplomatis ia menjawab “Kongres kali ini Insya Allah akan dibuka oleh Wapres Hamzah Haz, karena beliau juga alumni PMII. Namun selain itu ada agenda yang monumental yaitu, “PMII akan memberikan anugerah dan tanda jasa yang akan disaksikan oleh Wakil Presiden. Dan rencananya akan diberikan kepada pendiri PMII dan tokoh-tokoh yang berjasa terhadap PMII diantanya, Drs. H. Said Budairy, Drs. KH. Nuril Huda, Drs. H. Khalid mawardi, dan (alm ) H. mahbub D
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua