Warta

Kirab Seribu Kupat Ditetapkan Sebagai Tradisi

NU Online  ·  Kamis, 9 Oktober 2008 | 04:17 WIB

Kudus, NU Online
Bupati Kudus Muthofa Wardoyo menetapkan perayaan syawalan kirab seribu ketupat, di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah, sebagai tradisi yang akan digelar setiap tahun.

"Kepemimpinan bupati boleh berakhir, tetapi saya meminta tradisi perayaan ini akan tetap terus berjalan," tegas Bupati Kudus, Musthofa Wardoyo, di Kudus, Kamis.<>

Ia berharap, dapat terus menyaksikan tradisi kirab seribu kupat berlangsung terus menerus.

"Yang terpenting maknai bersama wujud potensi setiap kondisi daerah tersebut," katanya.

Terlebih, tradisi kupatan sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan telah berlangsung sejak dulu.

Menurut dia, potensi wisata di sejumlah daerah dapat digali seperti di Kecamatan Dawe yang memiliki tradisi kirab seribu kupat, meski baru diadakan selama dua tahun terakhir ini.

"Masing-masing kecamatan dapat menunjukkan potensi budaya yang ada," jelasnya.

Kirab serupa kupat di Desa Colo yang digelar Rabu (8/10) kemarin, merupakan atraksi menarik terutama pada acara puncak, yakni rebutan gunungan seribu ketupat dan gunungan lepet setelah diarak dari rumah Kepala Desa Colo, Choirul Falak, menuju Masjid di kompleks Makam Sunan Muria untuk mendapatkan doa.

Selanjutnya, gunungan diarak kembali menuju Taman Ria Colo yang berjarak sekitar satu km dari makam untuk diperebutkan masyarakat.

Masyarakat percaya, kupat dan lepet yang diperebutkan tersebut dapat membawa berkah bagi orang yang memakannya pada kehidupannya kelak.

Terbukti, masyarakat yang turut memperebutkan gunungan seribu kupat dan lepet tersebut tidak hanya datang dari lokal Kudus, melainkan juga dari daerah Kabupaten Jepara dan sekitarnya.(ant)