Warta

Khotib dan Dai Bantu Sosialisasi Sadar Bencana

NU Online  ·  Senin, 4 Agustus 2008 | 08:15 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai kelompok yang biasa bertemu muka dengan masyarakat, keberadaan khotib dan dai sangat ideal untuk membantu melakukan sosialisasi sadar bencana bagi masyarakat sehingga bisa mengurangi risiko bila terjadi bencana yang tak terduga.

PBNU melalui Community Based Disaster Risk Reduction (CBDRR) kali ini menggandeng para dai dan khotib untuk membantu membangun pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengurangan risiko bencana di tiga kabupaten yang mencakup Pandeglang Banten, Cilacap Jateng, dan Pacitan Jatim.<>
 
“Mereka diharapkan dapat mengintegrasikan pentingnya pengurangan risiko bencana ini dalam agenda dakwahnya,” kata Avianto Muhtadi, program manager CBDRR.

Dijelaskannya, sejauh ini tingginya korban bencana salah satunya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang risiko bencana. Upaya penyadaran ini bukan hanya tugas, pemerintah, tetapi keterlibatan NU sebagai organisasi massa keagamaan juga akan sangat membantu.

“Dai dan khotib  dilingkungan NU merupakan bagian dari pemimpin masyarakat yang sangat potensial dan strategis karena mereka berkiprah dan berhadapan langsung dengan masyarakat dalam berbagai forum lokal keagamaan dan dalam bahasa yang mudah dimengerti masyarakat,” terangnya.

Untuk materinya, saat ini sudah disediakan tiga buku panduan yang akan membantu para dai dalam menyampaikan materinya, yaitu buku “Membangun Kesadaran Masyarakat Menghadapi Bencana: Perspektif Islam dalam Penanganan Bencana”, buku “Strategi Dakwah”, dan buku khutbah dengan materi tentang kebencanaan.

Untuk setiap kabupaten, terdapat 30 peserta yang mengikuti pelatihan ini. Selanjutnya, mereka diminta melakukan pelatihan di lima kecamatan yang masing-masing juga diikuti 30 peserta sehingga total diperoleh 180 orang dai dan khotib sadar bencana di setiap kabupatennya.

Pelatihan dalam bentuk partisipatoris ini akan diisi materi seperti pandangan Islam terhadap alam, teladan para nabi dalam menghadapi bencana, prinsip Islam dalam pengurangan risiko bencana, manajemen bencana, UU no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, pola dan bentuk dakwah yang efektif dan lainnya.

Pelatihan di Pandeglang Banten diselenggarakan pada 3-6 Agustus yang akan diteruskan di lima kecamatan mencakup kecamatan Pagelaran, Sumur (Ujung Kulon), Panimbang, Patia dan Carita.

Untuk wilayah Cilacap Jateng diselenggarakan pada 5-8 Agustus dan ditindaklanjuti di kecamatan Adipala, Cilacap Tengah, Sidareja, Majenang, dan Kawunganten. Terakhir, pelatihan diselenggarakan di Pacitan Jawa Timur pada 9-12 Agustus, lalu menyebar di kecamatan Pacitan Kota, Tegal Ombo, Nawangan, Arjosari dan Tulaan. (mkf)