Khofifah: Capres dan Cawapres Idealnya Sipil-Militer
NU Online · Jumat, 1 Mei 2009 | 05:05 WIB
Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pasangan capres dan cawapres pada pilpres mendatang sebaiknya perpaduan antara kalangan sipil-militer.
"Kombinasi sipil-militer, atau sebaliknya, akan lebih produktif dan bisa jadi pengalaman bagus bagi bangsa Indonesia," ujarnya saat konferensi pers jelang pelaksanaan Rakernas Muslimat NU di Makassar, (30/4).<>
Menurutnya, hasil produktifitas sipil-militer telah dapat dilihat pada pemerintahan SBY-JK, dan ia berharap replika kombinasi seperti itu tetap dapat dilanjutkan.
Namun meski menyetujui konsep sipil-militer, Khofifah menampik dirinya memberi dukungan pada pasangan JK-Prabowo.
Ia menekankan, tidak akan membawa konsep kombinasi tersebut kedalam agenda pembahasan sikap politik Muslimat NU pada Rakernas di Makassar, 28 Mei-1 Juni mendatang.
Agenda pembahasan sikap politik Muslimat NU, kata dia, sepenuhnya akan diserahkan pada aspirasi yang akan dibawa 33 pengurus wilayah (PW) dalam Rakernas.
"Soal figur akan kami bahas dalam agenda sikap politik, tapi itu sepenuhnya aspirasi dari PW," katanya.
Untuk itu, dia tidak akan memberikan kriteria-kriteria tertentu pada anggota Muslimat maupun peserta Rakernas dalam menentukan pilihan.
Khofifah menambahkan, dirinya hanya akan berupaya memberikan pemahaman kepada peserta Rakernas maupun masyarakat umum agar memiliki sikap politik, dan tidak menjadi "floating voters" atau pemilih mengambang.
Menurutnya, adanya pemilih mengambang berdampak tidak baik bagi kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.
Sementara itu, terkait sikap politik yang dilakukan JK, dia menilai bahwa JK saat ini terkesan masih ragu-ragu.
Dia berharap JK tidak bersikap maju-mundur dan terus meningkatkan solidaritas Golkar sebab itu akan bernilai sangat penting.
Ia mengatakan, pekerjaan penting yang harus dilakukan JK beserta Golkar dalam waktu yang sangat sempit ini adalah membangun pencitraaan sebaik-baiknya dengan menunjukkan ketegasan sikap.
"JK-Golkar harus bergerak cepat membangun 'image bulding'-nya. Dan itu harus dibangun dalam waktu cepat," ujarnya. (ant/mad)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua