KH Ruhiat Kembali Diajukan jadi Pahlawan Nasional
NU Online · Kamis, 10 November 2011 | 09:27 WIB
Tasikmalaya, NU Online
Meski pada penganugerahan gelar pahlawan nasional pada Selasa (8/11), belum berhasil dianugerahi gelar pahlawan oleh Kementerian Sosial RI, pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berharap Almarhum KH Ruhiat pendiri Pondok Pesantren Cipasung Singaparna dapat dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun mendatang layaknya KH Zaenal Mustafa, rekan seperjuangan KH Ruhiat.
Saat ini, pemerintah Kabupaten Tasikmalaya masih menunggu hasil penelitian dari tim peneliti pengkaji gelar daerah (TP2GD). Hal itu setelah mendapat tembusan surat resmi jawaban pengajuan pahlawan nasional dari Kementrian Sosial RI pada 4 Desember 2010 lalu yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
<>Sekertaris Dinas Sosial Kependudukan dan Tenaga Kerja Kab. Tasikmalaya, Ani Risamurti mengatakan, berdasarkan surat resmi Kemsos RI melalui Direktorat Jenderal pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan menyatakan, usulan pahlawan nasional untuk Almarhum KH Ruhiat tidak memenuhi syarat untuk dijadikan pahlawan nasional.
Saat itu ia menunjukan surat bernomor 776/PSPK/XII/2010 perihal hasil pengusulan calon pahlawan nasional tahun 2010 atas nama KH Ruhiyat. Di dalamnya antara lain dijelaskan data yang diusulkan perihal kiprah dalam pendidikan agama belum terlihat kontribusi yang menonjol di tingkat Nasional.
Terdapat data yang salah mengenai perjuangannya sehingga perlu dikaji kembali. Dan perjuangan KH Ruhiat baru sebatas untuk kemajuan masyarakat sekitar Cipasung dan belum ada kajian secara akademisi.
"Atas kekurangan tersebut mereka (Kemensos) menginstruksikan gubernur untuk melengkapi kekurangan yang disebutkan di dalam berkas tersebut," katanya seperti dilansir Pikiran Rakyat, Rabu (9/11).
Ia berharap proses pemberian penghargaan terhadap KH Ruhiat segera terrealisasi meskipun pada pengalaman sebelumnya, ketika KH Zaenal Mustafa diusulkan jadi pahlawan nasional perlu waktu selama 40 tahun. KH Zaenal mustafa diusulkan pada tahun 1970 dan dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2010 lalu.
Menurut Ani, apabila KH Ruhiat dinobatkan sebagai pahlawan nasional maka cita-cita warga Kab. Tasikmalaya terwujud. Diharapkan hal itu akan menjadi contoh tauladan bagi generasi muda saat ini dan menginspirasi masyarakat lainnya untuk menemukan sosok pahlawan di bidang lainnya.
Sementara itu, cucu dari Almarhum KH Ruhiat, Acep Zamzam Noor mengatakan, keluarga tidak bermasalah dengan penolakan usulan gelar kepahlawanan terhadap kakeknya tersebut. Ia menilai, penelitian yang dilakukan kemungkinan belum dalam. Meski demikian, ia berharap kakeknya diakui sebagai pahlawan nasional berhubung ia merupakan teman seperjuangan KH Zaenal Mustafa. Selain itu bukti perjuangannya pun nyata di bidang agama dan pendidikan.
"Kami mengharapkan ada penelitian lebih jauh karena kita lihat perjuangannya. Akan tetapi hal itu kami serahkan kepada pandangan yang menilai," katanya.
KH Ruhiat merupakan pendiri pesantren yang dibangunnya pada 1931. Saat ini Pesantren Cipasung itu kerap digunakan sebagai sarana belajar masyarakat hingga banyak menciptakan banyak ulama besar di Jawa Barat dan Indonesia. Sikap yang santun serta semangat kebangsaan yang tinggi kerap memacu sikap patriotisme di kalangan santri dan masyarakat pada saat itu untuk melawan penjajah Belanda.
Redaktur : Syaifullah Amin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
5
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua